Kapolri: Demokrasi Pancasila Sudah Dilupakan

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian prihatin dengan kondisi demokrasi di Tanah Air.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 08 Apr 2017, 14:09 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2017, 14:09 WIB
Kapolri
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian prihatin dengan kondisi demokrasi di Tanah Air, terlebih pada Pilkada Serentak 2017.

Dia menilai masyarakat lebih memilih mengadopsi bentuk demokrasi dari luar, ketimbang asli Indonesia. Padahal, Indonesia memiliki bentuk demokrasi yang lebih membumi.

"Demokrasi liberal sekarang sepertinya. Indonesia semenjak 1998 mulai mengadopsi demokrasi Barat, tapi demokrasi Pancasila yang dicetuskan sendiri pendiri bangsa kita malah dilupakan," ujar Tito Karnavian, dalam semiloka Indonesia di Persimpangan antara Negara Pancasila vs Negara Agama Hotel Aryaduta, Menteng, Sabtu (8/4/2017).

Menurut dia, mulai banyak madrasah yang tidak lagi mengadopsi nilai-nilai Pancasila ini. Kapolri menilai, jika ingin meniru perjuangan, kita harus meniru semangat Sumpah Pemuda.

"Sebenarnya, momennya justru, kalau saya lihat ada di Sumpah Pemuda, bukan di peristiwa 98 jika mau bangkit bersama," kata Tito.

Dia mengatakan, semangat Sumpah Pemuda tidak menampilkan latar belakang seseorang. Saat itu, pemuda dan pemudi mendeklarasikan diri sebagai satu bangsa.

"Tahun 45 Soekarno-Hatta juga mengenalkan konsep Bhinneka Tunggal Ika. Saat itu mereka sudah melihat dan paham ada perbedaan tapi dimunafikkan. Mereka mengerti itu bisa jadi faktor yang memecah belah kita, tapi tujuannya kita bersatu. Sudah diantisipasi," ucap Kapolri.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya