Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Polda Metro Jaya mengaku kesulitan mengungkap pelaku yang menyerang penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan dengan air keras.
"(Kendala pencari pelaku) karena situasi lapangan yang berbeda dan CCTV tidak bisa dilihat," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya Jakarta Selatan, Sabtu 13 Mei 2017.
Baca Juga
Kasatgas kasus mega korupsi e-KTP itu diserang dengan air keras usai salat Subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Saat itu, kondisi masih gelap.
Advertisement
Hal ini pun diakui Argo menjadi kendala inti untuk mengungkap pelaku penyerangan terhadap Novel Baswedan karena wajah terduga pelaku tidak dapat telihat melalui rekaman kamera CCTV.
"Ya betul (kondisi sekitar yang gelap)," imbuh Argo.
Penyidik senior KPK Novel Baswedan diserang air keras oleh dua orang tak dikenal, Selasa, 11 April 2017. Pelaku langsung kabur menggunakan sepeda motor matik. Diduga ada otak pelaku di balik penyerangan Novel Baswedan. Bahkan, aksi ini diduga sudah direncanakan.
Akibat penyerangan itu, Novel mendapat luka bakar di wajahnya. Kedua mata Novel mengalami cedera karena terkena air kimia itu.
Novel Baswedan kini masih menjalani perawatan intensif di Singapura. Kondisi penglihatan kedua matanya berangsur membaik.