Megawati Soekarnoputri Geram PDIP Disebut Golongan PKI

Sejak awal, PDIP berdiri dan disahkan menjadi partai pembawa aspirasi masyarakat Indonesia di Tanah Air.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 06 Jun 2017, 14:32 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2017, 14:32 WIB
20170605-Megawati Hadiri Peringatan Haul Bung Karno di Blitar-Tallo
Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri mengibarkan bendera Merah Putih di pendopo makam Bung Karno, Kota Blitar, Senin (6/6). PDIP menggelar kegiatan buka puasa bersama dan tarawih dilanjutkan peringatan hari lahir Bung Karno. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Blitar - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri geram dengan celotehan sejumlah pihak yang menyebut bahwa partainya merupakan kelompok Partai Komunis Indonesia atau PKI.

Dalam pidatonya saat meresmikan patung Bung Karno di Blitar, Jawa Timur, dia menepis tuduhan itu dengan nada tinggi seakan menunjukkan kekecewaan dan kemarahan.

"Kalau hari-hari ini orang mulai buat ulah macam-macam seperti PDIP dibilang PKI-lah, ini orang mengerti enggak urusan partai," tutur Megawati lantang di lokasi, Selasa (6/6/2017).

Menurut dia, sejak awal, PDIP berdiri dan disahkan menjadi partai pembawa aspirasi masyarakat Indonesia di Tanah Air. Hanya empat pilar kebangsaanlah yang menjadi asas ideologi. Tidak ada satu pun cara pandang PKI yang meracuni para kadernya.

"Jelas dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) kita yang diputuskan institusi tertinggi partai itu ideologi kita Pancasila! Jadi berpikirlah dengan jernih. Bukan waktunya berpikir kacau balau," ketus Presiden Kelima RI itu.

Megawati mengaku tidak habis pikir dengan pernyataan liar segelintir kelompok tersebut. Terlebih, orangtuanya yakni Bung Karno pun dilengserkan dari posisinya sebagai presiden dikarenakan isu PKI pula.

"Ketika itu beliau dibilang punya kerja sama dengan Partai Komunis. Saya buka saja nih ya, oleh MPR itu beliau dijadikan Presiden Republik Indonesia seumur hidup. Terus panglima tertinggi ABRI, bahasanya waktu itu apa ya, saya suka lupa apa, panglima TNI. Ya terus dinilai bahwa beliau ingin mengambil kekuasaan dari pemerintahan yang sah. Pertanyaannya pemerintahan yang sah itu apa? Bung Karno sendiri toh," jelas dia.

"Tapi Republik ini dibuat galau, dibuat tidak berpikir jernih. Lucu tidak ada yang berani mengatakan bahwa Bung Karno benar. Yang ada ketakutan dan berdampak sangat panjang," Megawati menandaskan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya