Buwas: Pengguna Narkoba Merasa Aman Beli dari dalam Lapas

Kepala BNN Komjen Budi Waseso menyampaikan bahwa 50 persen peredaran narkoba di Indonesia dikendalikan dari lapas.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 20 Jul 2017, 18:02 WIB
Diterbitkan 20 Jul 2017, 18:02 WIB
20170518-BNN Musnahkan Ganja Sintetis-Yoppy
Kepala BNN Komjen Budi Waseso mengungkap kasus peredaran narkotika selama Maret hingga Mei 2017 di kantor BNN, Jakarta, Kamis (18/6). Pada kesempatan itu, BNN memusnahkan 30 Kg sabu, 498 gram ganja sintetis dan 29 ribu ekstasi. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menyampaikan 50 persen peredaran narkoba di Indonesia dikendalikan dari lapas. Hasilnya, para pengguna narkotika merasa lebih aman jika membeli barang haram dari balik jeruji besi ketimbang di luar.

"Sekarang penyalahguna lebih merasa aman kalau beli di Lapas. Bukan ngarang-ngarang. Kita sudah buktikan ini semua. Kemarin di Jawa Timur juga begitu," tutur Budi di Kantor BNN, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Kamis (20/7/2017).

Salah satu penyebabnya, jelas dia, adalah banyaknya oknum lapas yang ikut bermain dan berkecimpung dalam bisnis haram tersebut. Pria yang akrab disapa Buwas lantas membeberkan tangkapan anggotanya atas para oknum sipir penjara itu.

"Tahun ini 12 Juli 2017 ini ada petugas lapas sipir Klas II Tarakan bawa 5 kilogram sabu. 8 April 2017 petugas Lapas Klas II Bengkulu menyimpan sabu di asrama Lapas 70 gram paket sabu, 17 butir pil ekstasi, 10 gram ganja, serta timbangan digital," ungkap dia.

"16 Juli 2017, sipir Lapas Sidoarjo bawa 20 gram sabu. 20 Mei Lapas Narkoba Jayapura Papua, satunya ada putra kepala Lapas. Baru kita ungkap langsung mengajukan praperadilan. Sudah jelas-jelas anaknya bawa sabu ke Lapas masih dibela," lanjut Buwas.

Kemudian, sambung dia, yang paling parah adalah adanya bandar narkoba yang malah mengawasi gerak-gerik petugas sipir penjara melalui CCTV. Hal itu jelas membuktikan bahwa para pengedar dan jaringan narkoba masih sangat berkuasa meski dari balik jeruji besi.

"Selalu alasannya kapasitas, keterbatasan anggota. Ya harus kita perbaiki dan jangan sampai berulang," Buwas menandaskan.




Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya