Serangan Jantung, Seorang Jemaah Haji Wafat di Madinah

Almarhumah dibawa ambulans Hilal Ahmar Arab Saudi ke RS Al Anshor dan meninggal pukul 03.36 waktu Arab Saudi.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 01 Agu 2017, 05:02 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2017, 05:02 WIB
Jemaah Haji Indonesia Wafat
Jemaah Haji Diimbau Tak Membawa Makanan dan Obat-Obatan Berlebih

Liputan6.com, Madinah - Innalillahi wainnalillahi rojiun. Telah meninggal dunia jemaah haji Indonesia atas nama Umi Nadiroh Yunus Husen, di Madinah, Arab Saudi.

Almarhumah merupakan jemaah haji yang terdaftar pada kelompok terbang (Kloter) SUB05 atau dari Embarkasi Surabaya, Jawa Timur.

Dengan demikian, sejak hari pertama kedatangan jemaah haji Indonesia, Jumat 28 Juli 2017, ada satu jemaah yang wafat.

"Jemaah wafat atas terdaftar di Kloter SUB05 atas nama Umi Nadiroh Yunus Husen. No paspornya B6688457 dengan usia 76 tahun," ungkap Kasi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daker Madinah Edy Supriyatna, Madinah, Arab Saudi, Senin 31 Juli 2017.

"Almarhumah dibawa oleh ambulans Hilal Ahmar Arab Saudi ke RS Al Anshor dan meninggal pukul 03.36 WAS," dia melanjutkan.

Sementara, Kasubsi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Daerah Kerja Madinah Ika Nurfarida Sholeh mengutarakan, almarhum meninggal dunia karena serangan jantung.

"Meninggal karena infark miocard akut," Ika menandaskan.

Indikasi Serangan Jantung

Serangan jantung kerap menyerang jemaah haji Indonesia yang umumnya berusia di atas 60 tahun. Karena itu, ada baiknya jemaah mengenali tanda-tanda penyakit ini, supaya ketika dirasakan bisa segera mencari pertolongan medis terdekat.

Indikasi serangan jantung di antaranya, nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, nyeri dapat meningkat secara menetap hingga nyeri tidak tertahankan lagi.

Nyeri tersebut luar biasa seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke bawah menuju lengan kiri. Nyeri mulai secara spontan, menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau nitrogliserin.

Selain itu, nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher, nyeri sering disertai sesak napas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau kepala terasa melayang dan mual hingga muntah.

Terakhir, pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat, karena neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor atau menumpulkan pengalaman nyeri.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya