Napi Berkelakuan Baik di Jabodetabek Segera Huni Lapas Terbuka

Menkumham Yasonna H Laoly meletakan batu pertama pembangunan permukiman pemasyarakatan atau open camp bagi napi di Tangerang.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 11 Okt 2017, 14:34 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2017, 14:34 WIB
Lembaga Pemasyarakatan
Menkumham Yasonna H Laoly meletakan batu pertama pembangunan permukiman pemasyarakatan atau open camp bagi napi di Tangerang, Banten. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Tangerang - Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna H Laoly meletakan batu pertama pembangunan permukiman pemasyarakatan 'Open Camp Pemasyarakatan Indonesia' di Desa Ciangir, Legok, Kabupaten Tangerang, Banten.

Lapas bermodel permukiman ini mengusung rumah susun, yang merupakan tempat tinggal para narapidana atau napi. Tempat ini mampu menampung sekitar 5.000 narapidana untuk berbagai lapas yang ada di Jabodetabek.

"Saat ini untuk Jabodetabek dulu, mengingat kapasitasnya hanya 5.000 orang," kata Menteri Yasonna, Tangerang, Banten, Rabu (11/10/2017).

Meski berkapasitar 5.000 orang, Yasonna mengatakan, pemasyarakatan ini terbesar di Indonesia. Kemenkumham akan menambah kapasitas lembaga pemasyarakatan model baru ini secara bertahap.

Yasonna menjelaskan, narapidana yang berhak menghuni open camp ini adalah mereka yang masuk kategori napi low risk atau berisiko rendah. Lalu, mereka yang berada pada tahap pembinaan asimilasi dan telah melalui assesment berkelakuan baik.

Open camp, kata Yasonna, bertujuan agar napi memungkinkan berinteraksi dengan dunia luar. Namun, mereka harus menahan diri tidak kabur atau nantinya masa tahanan akan lebih berat lagi.

"Mereka harus mampu nahan diri untuk enggak kabur, atau nanti ditaruh di super sel," tegas dia.

Memanusiakan Napi

Untuk memanusiakan para napi di dalamnya, kata Yasonna, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mengusung industri, kreatifitas, dan kemandirian sebagai kegiatan napi sehari-hari di kompleks ini.

Yasonna melanjutkan, di dalam permukiman ini para napi dibekali atau dilatih keterampilan dan kemampuan ekonominya.

"Banyak foundation, lembaga keterampilan ataupun perusahaan lain yang kami gandeng untuk membuat pelatihan di dalam. Bahkan, ada juga barista yang bersedia melatih mereka," jelas dia.

Sehingga, kata Menkumham, bila napi keluar dari open camp ini bisa langsung berbaur dengan masyarakat dan memiliki ketrampilan.

Guna mendukung permukiman ini, di area 30 hektare tersebut, 5.000 penghuninya akan dilengkapi berbagai fasilitas. Seperti rusun, bangunan industri dan pelatihan, fasos atau fasum, dapur besar, kantin, permukiman dan rusun petugas, gedung administrasi, serta fasilitas lain.

"Dua tahun lagi jadi, itu target kami," Yasonna menandaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya