Zulkifli Hasan Prihatin dengan Saling Menista Antar Anak Bangsa

Ketua MPR Zulkifli Hasan mengaku prihatin dengan banyaknya saling menista dan saling melapor sesama anak bangsa.

oleh nofie tessar diperbarui 28 Okt 2017, 15:20 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2017, 15:20 WIB
K Zulkifli Hasan Prihatin dengan Saling Menista Antar Anak Bangsa
Ketua MPR Zulkifli Hasan mengaku prihatin dengan banyaknya saling menista dan saling melapor sesama anak bangsa.

Liputan6.com, Jakarta Ketua MPR Zulkifli Hasan mengaku prihatin dengan banyaknya saling menista dan saling melapor sesama anak bangsa. Bagi Zulkifli, seharusnya jangan memisah misahkan

“Sekarang kalau bukan pendukungnya, maka dianggap lawannya. Kalau beda pilihan dalam Pilkada dianggap anti Pancasila. Ini salah paham sekaligus paham yang salah,”

Demikian ditegaskan Ketua MPR Zulkifli Hasan dalam Orasi Kebangsaan memperingati Hari Jadi ke 53 Universitas Muhammadiyah Surakarta, di Auditorium Moch. Djazman Al Kindi Surakarta, Jumat (27/10)

Untuk itu Zulkifli Hasan mengajak seluruh pihak untuk menahan diri dari memecah belah persaudaraan

“Mari hentikan kegaduhan dan mulailah menjahit kembali merah putih kita. Apapun latar belakang Suku, Agama dan latar belakangmu kau adalah saudaraku,” kata Zulkifli Hasan

Salah paham yang lain, lanjut Zulkifli, adalah pengkotak-kotakan masyarakat.

“Kami toleran, kalian intoleran. Kami perawat kemajemukan, kalian perusak kebhinnekaan. Kami penjaga Pancasila dan kalian pengkhianat Pancasila. Salah paham ini berbahaya. Ini harus kita luruskan,” katanya lagi.

Ia menegaskan bahwa agenda kebangsaan kita bukanlah sekadar mengejar ketertinggalan di berbagai bidang, juga bukan sekadar pekerjaan rumah mengenai ekonomi rakyat.

Di samping kedua agenda itu, agenda kebangsaan yang sungguh serius dan tidak bisa ditunda-tunda untuk kita tunaikan adalah agenda untuk menjahit kembali Merah Putih.

“Saya beserta jajaran MPR menegaskan tekad kami untuk menjadi penjahit kembali Merah Putih. Merajut kebhinnekaan, memperkuat persatuan. Kami percaya bahwa inilah tugas sejarah yang amat besar yang menjadi tantangan kita sekarang ini,” tutupnya.

 

 (*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya