Bocah SD Diduga Jadi Korban Persekusi di Pekayon

Komisioner KPAI Retno Listyarti menyampaikan, peristiwa dugaan persekusi itu benar terjadi.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 31 Okt 2017, 16:08 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2017, 16:08 WIB
Ilustrasi Kekerasan Pada Anak (iStockphoto)
Ilustrasi Kekerasan Pada Anak (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Muncul lagi informasi yang mendadak viral di media sosial. Kali ini seorang anak yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kawasan Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur, dikabarkan menjadi korban bulllying atau persekusi dari teman sekelasnya dengan diberi julukan 'Ahok'.

Sebuah akun Facebook dengan nama Bearo Zalukhu menceritakan kembali kejadian yang menimpa bocah berinisial JSZ. Alhasil, bocah itu tidak lagi masuk sekolah hingga lebih dari seminggu.

Dia mengatakan, keponakannya itu mendapat bullying dari teman-temannya, terutama semenjak kata-kata pribumi muncul kembali ke publik. Keponakannya itu diberi julukan Ahok. 

"Semenjak kejadian kasus Ah*k hingga kini di sempurnakan oleh "Kata Primbumi" anaknya di sebut sebut sebagai ah*k disekolahnya, teman temanya juga mengatakan bunuh ah*k," tutur Bearo di akun Facebooknya pada Senin 30 Oktober 2017.

Akun Bearo Zalukhu juga menulis, sang ibu juga mendapat panggilan Mama Ahok.

Saat sekolah tempat anak tersebut menimba ilmu disambangi Liputan6.com, Selasa (31/10/2017), pihak dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ternyata sedang melakukan konfirmasi.

Komisioner KPAI Retno Listyarti menyampaikan, peristiwa dugaan persekusi itu benar terjadi.

"Karena memang anak ini matanya sipit gitu ya memang dia dijulukin Pak Ahok. Mungkin karena Ahok memang terkenal banget ya. Jadi mungkin itu gitu," tutur Retno di SDN di Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

KPAI awalnya mendapatkan informasi itu dari laporan sosial media. Setelah ditelusuri ke Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur, ternyata memang benar anak itu bersekolah di lokasi tersebut.

"Kami akan melakukan rehabilitasi dan untuk itu tentu mesti berkomunikasi dengan psikolog P2TP2A, ini kan milik pemerintah," jelas Retno.

Hanya saja, menurut dia, ada beberapa hal yang tertulis di akun Facebook milik Bearo dibantah oleh pihak sekolah. Seperti adanya pemukulan dari teman sekelas dan tusukan pulpen di telapak tangan si anak.

"Seminggu kok (nggak masuk sekolahnya). Bukan dua minggu seperti di FB. Kan ada data absensi juga sekolah kan, mereka punya fakta juga dan lain-lain. Tapi sejauh ini KPAI menilai sekolah ini kooperatif dan kami juga akan diantar nanti ke orangtua siswa untuk menemui Ananda ini. Tapi hari ini Ananda tidak masuk sekolah," Retno menandaskan.

Sementara itu, pihak sekolah enggan berkomentar. Urusan tersebut diserahkan ke Dinas Pendidikan dan Polsek Pasar Rebo.

"Urusan di sekolah sudah selesai. Kalau mau informasi tanyakan ke dinas pendidikan atau polsek," kata salah seorang guru.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya