Alasan Letusan Gunung Agung Kali Ini Tak Seberbahaya Tahun 1963

Sutopo mengatakan BNPB sudah melakukan antisipasi aktif pada momen erupsi Gunung Agung kali ini.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 27 Nov 2017, 15:37 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2017, 15:37 WIB
Gunung Agung
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho memberi keterangan terkait erupsi Gunung Agung, Jakarta, Senin (27/11). Tingkat erupsi Gunung Agung saat ini meningkat dari fase freatik ke magmatik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Agung di Karangasem, Bali, kembali erupsi. Gunung itu punya sejarah letusan hebat pada tahun 1963. Kala itu, 1.549 orang korban tewas.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, erupsi kali ini tidak akan sehebat tahun 1963. Hal tersebut karena dapur magma kali ini tidak sekuat pada 50 tahun silam.

"Tahun 1963, kolom letusan hingga 20 km, sekarang tidak sampai," kata Sutopo di Kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Senin (27/11/2017).

Jumlah korban sedapat mungkin diminimalisasi. Sutopo mengatakan BNPB sudah melakukan antisipasi aktif pada momen erupsi Gunung Agung kali ini.

Hasilnya, kata dia, sejauh ini belum ada korban jiwa. Masyarakat sekitar Gunung Agung pun sudah terlatih dengan kondisi darurat.

"Sehingga saat bencana sudah tahu cara menyelamatkan diri, dan pastinya tidak panik," kata dia

Saat ini ada 22 desa dengan radius 10 km dari titik bencana, terpapar dampak meletusnya Gunung Agung, seperti Desa Ababi, Pidpid, Nawakerti, Datah, Bebandem, Jungutan, Buana Giri, Tulamben, Dukuh, Kubu, Baturinggit, dan lain-lain.

BNPB mengimbau, agar masyarakat memperhatikan lingkungan sekitar agar tetap berada di kawasan yang aman dari erupsi Gunung Agung.

 

Berpengalaman

Kondisi terkini, Gunung Agung masih mengeluarkan abu vulkanik. Pengungsi dan pemerintah setempat tidak perlu mengkhawatirkan logistik pengungsi.

"Soal dana, soal logistik, tidak perlu dikhawatirkan. Yang berdampak dari kejadian ini adalah dampaknya terhadap kehidupan masyarakat dan pariwisata di Bali," kata Gubernur Bali I Made Mangku Pastika yang berkunjung ke pos pantau Gunung Agung.

Menurut Pastika, masyarakat sekitar Gunung Agung sudah berpengalaman menghadapi bencana letusan Gunung Agung. "Jadi, masyarakat lebih tenang saat dinyatakan status Awas tadi pagi," kata Pastika.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status Gunung Agung dari Siaga atau level 3 menjadi Awas atau level 4 pada hari ini, Senin (27/11/2017).

"Status Gunung Agung dari Siaga (level 3) menjadi Awas (level 4) terhitung mulai 27/11/2017 pukul 06.00 Wita," kata Sutopo. Awas adalah yang tertinggi dalam status gunung api.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya