Ketua Geng Jepang Penjarah Toko Pakaian di Depok Ditangkap

Total anggota Geng Jepang yang menjadi tersangka kini menjadi 12 orang.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 27 Des 2017, 19:37 WIB
Diterbitkan 27 Des 2017, 19:37 WIB
kriminal-ilustrasi-130709c.jpg
Ilustrasi garis polisi

Liputan6.com, Jakarta - Polisi kembali menangkap empat orang anggota Geng Jepang alias Jembatan Mampang yang sempat menjarah toko pakaian di Depok, Jawa Barat. Satu dari empat pelaku yang ditangkap diketahui sebagai pentolan geng pemuda asal Mampang, Pancoran Mas, Depok tersebut.

Empat pelaku yang ditangkap masing-masing berinisial H (18), A (16), W (15), dan M (12). Semua pelaku yang berjenis kelamin laki-laki ini langsung ditetapkan sebagai tersangka kasus penjarahan.

"H yang berumur 18 tahun itu disebut mengakui sebagai ketua kelompoknya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di kantornya, Jakarta, Rabu (27/12/2017).

Dengan begitu, lanjut Argo, total tersangka kasus penjarahan yang dilakukan Geng Jepang ini berjumlah 12 orang. Dari total tersebut, delapan tersangka di antaranya masih di bawah umur.

"Kemarin kan 8 (tersangka) sekarang nambah 4 lagi, jadi 12 kami tahan. Dan kami proses sesuai dengan UU (Perlindungan) Anak, dan yang dewasa kami proses seperti biasa," kata dia.

Ke-12 tersangka yang ditahan saat ini diketahui memiliki peran langsung dalam penjarahan toko pakaian Fernando Store di Sukmajaya, Depok, Jawa Barat.

"Mereka ikut mengambil (pakaian), ada juga yang ikut membawa senjata tajam, jadi semua yang membantu pun juga bisa ikut kena," ucap Argo.

 

Sepi Pembeli

Firasat Bos dan Karyawan Toko Pakaian di Depok Sebelum Penjarahan
Firasat Bos dan Karyawan Toko Pakaian di Depok Sebelum Penjarahan. (Liputan6.com/Taufiqurrohman)

Sudah jatuh tertimpa tangga. Pepatah tersebut kiranya tepat untuk menggambarkan kondisi toko pakaian Fernando, di Jalan Cakalele, Sukmajaya, Depok. Setelah ratusan potong pakaian dijarah geng motor Jepang, kini toko yang buka 24 jam itu sepi pembeli.

"Sepi yang beli setelah kejadian penjarahan," kata salah satu karyawan toko, Obet, kepada Liputan6.com di lokasi, Depok, Rabu (27/12/2017).

Pria asal Sukabumi, Jawa Barat, ini berujar, sehari bisa puluhan pembeli keluar masuk tokonya, tapi usai penjarahan tersebut, pembeli langsung turun drastis.

"Ramai biasanya, keluar masuk bisa puluhan apalagi kalau malam, makin ramai pembeli," ujar dia.

Ia mengaku geram dengan aksi beringas muda-mudi yang menjarah ratusan pakaian tersebut.

"Pasti, marahlah. Salah apa toko ini sampai mereka menjarah begini," ucap Obet.

Menjarah Warteg

Penjara
Ilustrasi: UU ITE menjerat banyak aktivis

Sebelum menjarah toko pakaian di Depok, Minggu pagi, para pemuda dari geng motor Jepang ini menjarah warung Tegal (warteg).

"Pelakunya sama, mereka menjarah warteg dan yang diambil di antaranya kopi saset," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Putu Kholis di Mapolresta Depok, Rabu (27/12/2107).

Sama halnya saat gerombolan ABG ini menjarah toko pakaian 24 jam Fernando di Sukmajaya, Depok, mereka mengancam penjaga warteg dengan senjata tajam.

Akibat aksi mereka, polisi menjerat gerombolan tersebut

"Ya pencurian dengan kekerasan," ujar Putu.

Putu menjelaskan, hingga hari ini total pihaknya sudah menangkap 31 anggota geng motor Jepang. Namun, 19 orang dipulangkan karena tidak terbukti ikut melakukan pencurian dengan kekerasan.

"Mereka hanya teman-temannya saja yang saat penangkapan ada di lokasi," ujar Putu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya