Pembangunan SDM Perlu Perhatikan Pasar Kerja Internasional

Agar pembangunan infrastruktur mendatangkan manfaat bagi rakyat, maka angkatan kerja nasional harus ditingkatkan kualitas dan kompetensinya.

oleh hidya anindyati diperbarui 04 Jan 2018, 15:40 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2018, 15:40 WIB
Mengolah sumber daya alam yang melimpah membutuhkan banyak SDM terampil agar mendatangkan nilai tambah bagi perekonomian rakyat dan pendapatan negera.
Mengolah sumber daya alam yang melimpah membutuhkan banyak SDM terampil agar mendatangkan nilai tambah bagi perekonomian rakyat dan pendapatan negera.
Liputan6.com, Jakarta Tekad Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi perhatian pada peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia mulai tahun 2018 menunjukkan langkah strategis Presiden dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selama tiga tahun Presiden Jokowi fokus pada pembangunan infrastruktur yang menjadi pilar penting perkembangan dan pemerataan ekonomi sekaligus menyerap banyak tenaga kerja level menengah ke bawah. Agar pembangunan infrastruktur mendatangkan manfaat bagi rakyat, maka angkatan kerja nasional harus ditingkatkan kualitas dan kompetensinya.
 
Demikian disampaikan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI) Abdullah Umar Basalamah menanggapi pidato Presiden Jokowi pada Pembukaan Sidang Kabinet Paripurna, di Jakarta, Kamis (04/01).
 
Pengusaha yang akrab disapa Ayub ini menambahkan pentingnya pembangunan SDM dengan mendasarkan pada potensi sumber daya alam nasional, pasar kerja nasional dan pasar kerja internasional. Mengolah sumber daya alam yang melimpah membutuhkan banyak SDM terampil agar mendatangkan nilai tambah bagi perekonomian rakyat dan pendapatan negera.
 
“Tidak kalah pentingnya, pemerintah harus menjadikan kebutuhan lapangan kerja nasional dan internasional sebagai dasar dari pembangunan SDM. Mengalirnya investasi ke sini, harus diimbangi dengan penyiapan tenaga kerja kompeten yang dibutuhkan oleh dunia industri. Pada point inilah pentingnya keterlibatan dunia industri dalam investasi pelatihan kerja. Sehingga output dari pelatihan kerja benar-benar memiliki kompetensi yang dibutuhkan industri," kata Ayub.
 
APJATI, tambah Ayub, juga meminta pemerintah untuk menjadikan pasar kerja Internasional sebagai salah satu target strategis penempatan tenaga kerja Indonesia. Selama ini terdapat kesan pasar kerja internasional hanya menjadi “pilihan darurat” atas kebelum-tersediaan lapangan kerja dalam negeri.
 
“Ke depan, saya berharap pasar kerja internasional menjadi pilihan strategis untuk direbut oleh SDM kita. Di sana, peluang kerja sangat banyak dan secara penghasilan bisa jauh lebih tinggi dari dalam negeri. Dengan pengelolaan yang baik, pasar kerja internasional akan menjadi solusi penting bagi masalah ketenagakerjaan kita. Dalam waktu dekat, APJATI akan mengajak mitra kami di luar negeri agar melakukan investasi pelatihan kerja di Indonesia," terang Ayub.
 
Sebagaimana diberitakan, Presiden Jokowi menegaskan tahun 2018 ini pemerintah akan memberi perhatian lebih pada investasi pembangunan SDM. Angkatan kerja nasional yang mayoritas lulusan SD dan SMP harus diupgrade, diperbaiki, ditingkatkan kompetensinya melalui program pelatihan kerja, program pemagangan dan sertifikasi.
 
“Kita harus memperbaiki piramida kualifikasi tenaga kerja kita agar menjadi tenaga kerja yang terlatih dan terampil agar terserap semuanya ke dalam industri-industri kita," tegas Jokowi, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2018).
 
(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya