Iktikaf Menjadi Tren Warga Surabaya

Selain beriktikaf dan salat malam, mereka juga melakukan tadarus Alquran. Semakin mendekati Lebaran, kian ramai yang beriktikaf.

oleh Liputan6 diperbarui 02 Agu 2011, 21:26 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2011, 21:26 WIB
110624cbaca-quran.jpg
Liputan6.com, Surabaya: Surabaya bukan hanya terkenal dengan Kota Pahlawan, tapi juga kota santri. Tak heran jika budaya salat malam atau iktikaf bagi kalangan muda di Surabaya makin diminati. Bahkan dalam beberapa tahun ini menjadi tren, seperti terlihat di Masjid Agung Al Akbar Surabaya, Selasa (2/8).

Menurut Humas Masjid Al Akbar Helmy M. Noor, kegiatan salat dan iktikaf biasanya mulai ramai 10 hari menjelang hari terakhir Ramadan. "Iktikaf dan salat malam ini biasanya dilakukan di hari-hari akhir Ramadan menjelang Lebaran. Itu jauh lebih ramai tahun ini sepertinya," ujar Helmy M. Noor.

Helmy menjelaskan, tren seperti ini mulai ramai sejak tiga tahun terakhir. Umumnya mereka adalah kaum eksekutif muda. "Seperti saya ini selalu mengajak istri dan keluarga saya. Rata-rata kaum eksekutif muda. Bahkan komunitas dari perusahaan-perusahaan juga banyak," jelasnya.

Selain beriktikaf dan salat malam, mereka juga melakukan tadarus Alquran. Bukan hanya itu, mereka juga tertarik dengan program kegiatan lain seperti life style Islam modern. "Misalnya bagaimana berjilbab yang baik, bagaimana berbisnis Islami, bagaimana orang tua mendidik anak yang baik," ujar Helmy mencontohkan.

Helmy menambahkan, umumnya jumlah pengunjung masjid yang diresmikan oleh mantan presiden Abdurrahman Wahid pada 10 November 2000 ini, rata-rata pada hari biasa kisaran 1.000 sampai 5.000 pengunjung. "Tapi saat Ramadan pengunjung bisa mencapai lebih dari 10 ribu. Salat Tarawih pertama saja sampai 20 ribu pengunjung," ungkapnya.(ULF)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya