BNPB Tambah 4 Helikopter Water Bombing Tangani Kebakaran Hutan di Kalbar

Didi mengatakan instansi lintas sektoral, TNI-Polri, Manggala Agni, dan pihak swasta, terus melakukan pemadaman Karhutla secara intens.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Agu 2018, 05:29 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2018, 05:29 WIB
Karhutla Riau
Penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menambah 4 helikopter water boombing, untuk menangani kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), di Kalimantan Barat. Dua di antaranya, sudah tiba di Pontianak.

Kepala BNPB Laksamana Muda TNI (Purn) Willem Rampangilei, Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Didi Haryono, serta Pangdam XII Tanjung Pura Mayjen TNI Achmad Supriyadi dan jajaran, menggelar rapat evaluasi penanganan Karhutla, di kantor BPBD Kalimantan Barat, Sabtu, 18 Agusutus 2018 siang.

Kabut asap yang menyelimuti udara Kalimantan Barat, dinilai Didi, memang imbas dari Karhutla di sejumlah daerah di Kalimantan Barat.

"Untuk itu, seluruh instansi pemerintahan terkait saat ini berupaya menangani permasalahan kabut asap," kata Didi, dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/8/2018).

Didi menerangkan, instansi lintas sektoral, TNI-Polri, Manggala Agni, dan pihak swasta, terus melakukan pemadaman Karhutla secara intens. "Karena lahan terdiri dari 2 jenis, mineral tidak masalah. Tapi kalau gambut, (kedalaman) 7-8 meter bahkan 9 meter, api akan menjalar," ujar Didi seperti dilansir dari Antara. 

"Langkah-langkah lainnya, kami juga melakukan deteksi dini, langkah preemtif, preventif, patroli, pemasangan maklumat, sampai dengan penindakan. Ini semua sudah kita lakukan," tambahnya.

 

Kerahkan Seluruh Kekuatan

Sementara, Willem Rampangilei menegaskan, bahwa semua kekuatan darat maupun udara, dilibatkan menanggulangi bencana asap akibat Karhutla di Kalimantan Barat.

"Seperti sekarang ini, heli untuk water boombing hanya ada empat. Jadi, kita akan menambah menjadi 8. Yang dua sudah tiba di sini. Berarti tinggal dua lagi yang saya harapkan dalam beberapa hari ini juga akan segera tiba," kata Willem.

Willem juga menambahkan, BNPB juga berencana melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca, seperti hujan buatan. "Apa yang dilakukan sudah sangat baik. Namun perlu adanya penguatan dan lebih fokus lagi, perlu adanya upaya integrasi," tegas Willem.

Sementara, Andi, warga Pontianak Tenggara malam ini menerangkan, kabut asap di Pontianak, memang semakin pekat. "Siang hari tadi, sedikit sekali oksigen. Mulai dari garasi, sampai dalam rumah, aroma asap. Debu bekas bakar, beterbangan," kata Andi. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya