Liputan6.com, Jakarta - Kaum milenial diperkirakan berpengaruh besar terhadap hasil Pilpres 2019. Ceruk milenial ini dianggap akan memberikan keuntungan tersendiri bagi kubu yang berhasil menguasainya.
Pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun adu strategi untuk menggaet suara dari generasi kelahiran 1980-an dan 2000-an pada Pilpres 2019.
Di kubu Jokowi-Ma'ruf ada Erick Thohir selaku Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), yang diyakini dapat mendulang suara milenial. Sementara di kubu Prabowo, ada cawapres Sandiaga Uno yang disebut-sebut bisa meraih simpati kaum milenial.
Advertisement
Bagaimana potensi dan persentase pemilih milenial di Pilpres 2019? Simak Infografis berikut ini:
Â
Gaya Jokowi
Jokowi kerap tampil modis dan kasual di berbagai kesempatan. Direktur Eksekutif Populi Center Usep S Ahyar menilai, gaya kasual yang ditunjukkan Jokowi juga untuk menarik perhatian kaum milenial yang menyukai hal-hal baru.
"Bukan tidak mungkin ini akan menjadi model dan trendsetter. Bila kaum milenal menganggap ini menarik, tentu akan banyak diikuti anak muda," ucap dia.
Sementara, Wakil Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan Juliari P Batubara yakin kalangan pemilih milenial tidak akan berpaling dari Jokowi, meski disandingkan dengan cawapres yang bukan dari kalangan muda.
Â
Advertisement
Sandiaga: Milenial Suka yang Fresh
Cawapres Sandiaga Uno menilai, kaum milenial yang mendominasi pada pemilihan presiden mendatang lebih menginginkan sesuatu yang tidak dibuat-buat dan lebih relevan.
"Milenial itu enggak suka yang dibuat-buat. Mereka maunya yang fresh dan nyambung sama mereka serta, harus relevan," ujar Sandiaga di Jakarta Timur, Sabtu, 1 September 2018.