BNPB: Usai Banjir Bandang, Akses Jalan ke Mandailing Natal Sudah Bisa Ditembus

Evakuasi dan penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di luar Mandailing Natal juga terus dilakukan BPBD bersama aparat.

oleh Reza Efendi diperbarui 14 Okt 2018, 07:14 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2018, 07:14 WIB
Akses jalan menuju ke Mandailing Natal terputus karena diterjang banjir bandang. (Istimewa)
Akses jalan menuju ke Mandailing Natal terputus karena diterjang banjir bandang. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Evakuasi yang dilakukan tim SAR gabungan bersama relawan dan masyarakat telah menemukan 17 korban meninggal akibat banjir bandang di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, 11 titik longsor yang awalnya menutup beberapa ruas jalan di Mandailing Natal juga sudah dapat diatasi. Alat berat dikerahkan untuk membantu evakuasi korban dan membersihkan material longsor.

"Jumlah korban meninggal dunia tercatat 17 orang hingga malam ini, 12 orang anak sekolah di Kecamatan Ulu Pungkut, 3 orang pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Muara Batang Gadis, dan 2 orang yang kecelakaan mobil masuk ke Sungai Aek Batang Gadis saat banjir," kata Sutopo, Sabtu, 13 Oktber 2018.

Dari 29 anak sekolah SD Negeri 235 yang sekolah sore saat diterjang banjir bandang di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal, pada Jumat, 12 Oktober 2018, kondisinya 12 anak meninggal dunia dan 17 anak berhasil diselamatkan.

"Semua korban adalah anak-anak berusia di bawah 12 tahun," ujar dia.

Sutopo menyebut, dari 17 anak yang selamat, 7 anak diantaranya luka-luka dan dirawat di Puskesmas setempat. Selain itu, 2 orang guru juga ditemukan selamat. Korban selamat ditemukan di bawah reruntuhan bangunan dan sebagian terseret oleh banjir bandang.

"Banjir bandang juga menyebabkan 12 rumah hanyut dan rusak total, 9 rumah rusak berat dan 3 bangunan fasilitas umum rusak berat di Desa Muara Saladi. Masyarakat mengungsi di rumah kerabatnya," sebut dia.

Sedangkan 2 korban meninggal yang ditemukan di dalam mobil yang terjebur ke Sungai Aek Batang Gadis adalah seorang pegawai PT. Bank Sumut dan seorang personel Polri yang sedang mengawal pegawai PT Bank Sumut. Korban telah diserahkan kepada pihak keluarga. Sementara korban 3 orang pekerja gorong-gorong jalan di Kecamatan Muara Batang Gadis juga sudah diserahkan pada keluarga.

"Hingga malam ini tidak lagi ada laporan kelurga yang merasa kehilangan anggota keluarganya di 11 kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal yang mengalami banjir bandang, banjir dan longsor," ucap Sutopo.

Penanganan darurat masih dilakukan. Bupati telah menetapkan status tanggap darurat banjir dan longsor di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara selama 7 hari, 12-18 Oktober 2018. BPBD Mandailing Natal bersama BPBD Sumatera Utara, TNI, Polri, SAR Daerah, SKPD, PMI, dan relawan menangani darurat bencana. Bantuan terus disalurkan kepada korban dan masyarakat terdampak.

 

Transisi Musim Hujan

Sementara itu, evakuasi dan penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di luar Mandailing Natal juga terus dilakukan BPBD bersama aparat setempat. Di Kota Sibolga, 4 korban longsor sudah dimakamkan. Di Tanah Datar korban tercatat menjadi 5 orang meninggal dunia, 1 orang hilang dan 1 orang berhasil diselamatkan.

"Evakuasi akan dilanjutkan besok pagi. Sedangkan di Padang Pariaman ditemukan 3 orang meninggal dunia dan Pasaman Barat 1 orang meninggal dunia," Sutopo menerangkan.

Sutopo juga mengingatkan wiayah Aceh Sumatera Utara, dan Sumatera Barat sudah memasuki musim transisi ke musim hujan. Hujan dengan intensitas deras berpotensi terjadi, sehingga dapat berpotensi menimbulkan banjir dan tanah longsor.

"Pemda dan masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir dan longsor, ungkap dia. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya