Liputan6.com, Jakarta President dan CEO Lion Air Group Edward Sirait menyebut pesawat tipe Boeing 737 Max 8 pernah digunakan untuk penerbangan jarak jauh.
"Pesawat ini sudah pernah digunakan ke Timur Tengah, kurang lebih 9 sampai 11 jam," kata Edward, Senin (29/10/2018).
Baca Juga
Edward juga menyebut bahwa pesawat ini pernah digunakan dalam rute penerbangan Denpasar-China dan Manado-China.
Advertisement
"Dia (Pesawat ini) jarak jauh juga terbang cukup baik," lanjut Edward.
Edward menyatakan Lion Air memiliki 11 unit pesawat dengan tipe ini. Pesawat ini juga sudah menerima sertifikat dari Amerika, sertifikasi kementerian perhubungan dan sertifikat layak terbang.
Oleh karena itu, President Lion Air Group ini menyatakan akan tetap mengoperasikan model pesawat ini hingga mendapat rekomendasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Kami akan tetap mengoperasikan sampai ada rekomendasi dari pihak KNKT," ujar Edward.
Sementara itu, Edward masih belum bisa memastikan alasan jatuhnya pesawat terbang ini.
"Kami kumpulkan data dan dokumen dulu, nanti kita akan berikan ke instansi yang berwenang. Yang utama saat ini kami menangani keluarga korban dulu," jelasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kronologi Jatuhnya JT 610
Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang hilang dari radar menara pengawas (ATC) pada koordinat 05 46.15-l S-107 07.16 E KMA atau sekitar wilayah Karawang.
Pesawat hilang kontak usai lepas landas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta sekitar pukul 06.00 WIB. Pesawat tersebut sedianya akan mendarat di Pangkal Pinang.
Kepala Bidang Disaster Victim Identification (DVI) Pusdokkes Polri Kombes Lisda Cancer meminta keluarga korban pesawat Lion Air JT 610 untuk membawa data-data dan dokumen untuk kepentingan identifikasi.
Data-data tersebut di antaranya data sidik jari dalam bentuk ijazah dan sebagainya, data gigi (nomor telepon dokter gigi yang merawat), data medis (nomor telepon dokter yang merawat), dan info tentang properti (termasuk pakaian yang dikenakan saat berangkat).
Data-data tersebut dapat dilaporkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Said Sukanto atau RS Polri, Kramatjati, Jakarta.
"Untuk keperluan data DNA, diharapkan yang datang ke rumah sakit adalah orang yang ada hubungan darah dengan korban (orang tua dan anak)," ujar Lisda dalam keterangam yang diterima Liputan6.com, Senin (29/10/2018).
Sementara itu, pihak Lion Air mencatat, ada 181 penumpang yang berada dalam pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut. Dua di antaranya bayi. Kru pesawat tersebut terdiri dari 2 kokpit kru dan 6 orang awak kabin.
Sebelumnya, Pesawat Lion Air JT 610 dilaporkan hilang kontak 13 menit setelah take off dari Bandara Soekarno Hatta pada 06.20 WIB. Basarnas memastikan pesawat tersebut jatuh di Tanjung Karawang.
(Liputan6.com/Mellisa Octavianti)
Advertisement