Jejak Sukarno di Restoran Tua Beijing

Dalam foto itu, senyum Sukarno dan Mao merekah. Bung Karno terlihat sedang mengancingkan kantong baju Mao.

oleh Raden Trimutia Hatta diperbarui 13 Nov 2018, 18:49 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2018, 18:49 WIB
Sukarno di restoran Beijing
Restoran di kawasan lawas Kota Beijing menjadi saksi bisu hubungan Indonesia dengan Tiongkok. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Liputan6.com, Jakarta - Berdiri sejak 1903. Sebuah restoran di kawasan lawas Kota Beijing, menjadi saksi bisu hubungan Indonesia dengan Tiongkok.

Di restoran bernama Dong Lai Shun itu, Presiden Pertama Indonesia, Sukarno meninggalkan jejaknya. Sang proklamator pernah menikmati makanan bersama pendiri Republik Rakyat Tiongkok, Mao Zedong.

Saat Liputan6.com berkunjung ke restoran di Jalan Qianmen itu, Selasa (13/11/2018), terlihat sebuah foto yang mengabadikan keakraban Bung Karno dan Mao. Gambar monokrom itu dipajang dekat pintu masuk restoran.

Dalam foto itu, senyum Sukarno dan Mao merekah. Bung Karno terlihat sedang mengancingkan kantong baju Mao.

Di bawah foto itu terdapat sebuah tulisan China, yang menurut pihak restoran memiliki arti, "Mao Zedong mengundang Sukarno makan di sini pada 5 Oktober 1965."

Menu yang disajikan restoran itu merupakan makanan tradisional negeri tirai bambu. Seperti sayur-sayuran dan daging yang direbus dalam hot pot.

 

Kemesraan Indonesia-Tiongkok

Foto Sukarno
Dalam foto itu, senyum Sukarno dan Mao merekah. Bung Karno terlihat sedang mengancingkan kantong baju Mao. (Liputan6.com/Raden Trimutia Hatta)

Saat meresmikan pendirian Pusat Kerja Sama Indonesia-Tiongkok yang diberi nama Rumah Soekarno pada 12 Oktober 2015 di Qin Hai Distrik, Shenzhen, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, mengungkapkan eratnya hubungan bilateral kedua bangsa dan negara.

Mega menceritakan kembali kenangan ayahnya, Presiden Sukarno ketika berusaha meyakinkan pemimpin Tiongkok Mao Zedong untuk keluar dari isolasi dunia dan terlibat dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 di Bandung, Jawa Barat.

Menurut Mega, hubungan kedua bangsa dan kedua negara telah berjalan sangat lama. Antara lain ditandai dengan pelayaran serta kunjungan Laksamana Cheng Ho ke Indonesia pada abad 15 yang sekaligus menjadi tonggak bagi terbangunnya hubungan kedua bangsa serta negara yang semakin kokoh hingga kini.

"Eratnya hubungan Indonesia dan Tiongkok juga telah terbukti berhasil melewati berbagai tantangan, pasang surut, hingga kini menjadi mitra strategis komprehensif dan saya berharap hubungan ini akan semakin erat, luas dan mendalam di waktu-waktu mendatang," tutur Mega.

Peresmian Soekarno House ditandai dengan pembukaan selubung yang menutupi batu marmer bertuliskan Rumah Soekarno di bagian depannya. Dan pesan dari Presiden kelima Indonesia tersebut di bagian belakang.

Pesan yang terpahat pada batu marmer dengan panjang 1,8 meter dan tinggi 1,4 meter tersebut berbunyi:

"Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, di sini dibangun 'Rumah Soekarno' (Pusat Kerja Sama Indonesia-Tiongkok) sebagai saksi mata tentang kekalnya hubungan persahabatan dan persaudaraan antara Indonesia dan Tiongkok."

"Semoga 'Rumah Soekarno ini mejadi salah satu tonggak bagi harapan yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah untuk kedua bangsa yang bersaudara. Tertanda Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-5 Republik Indonesia."

Hubungan yang erat Indonesia-Tiongkok yang dimulai antara pemimpin kedua negara, dibenarkan oleh Zhang Bijian. Dia merupakan seorang kader senior Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang hadir kala Sukarno berkunjung ke Tiongkok pada 1956. Dia menjadi saksi sejarah betapa Presiden pertama sekaligus proklamator RI itu sangat dihormati dan dicintai rakyat Tiongkok.

Zhang Bijian menambahkan, sebagai kader muda PK kala itu, dia merasa bangga menyaksikan pemimpin kedua negara bersahabat erat yang menjadi landasan bagi kerekatan hubungan kedua negara.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya