Sempat Ditutup karena Angin Kencang, Kebun Raya Bogor Kembali Dibuka

Kebun Raya Bogor ditutup untuk umum sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan, pada Senin kemarin.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 18 Des 2018, 20:08 WIB
Diterbitkan 18 Des 2018, 20:08 WIB
Asyiknya Berjalan-jalan dan Selfie di Jalur Pedestrian Bogor
Nikmati suasana kota Bogor dengan berjalan mengelilingi lingkar Istana dan Kebun Raya Bogor.

Liputan6.com, Bogor - Setelah sempat ditutup karena angin kencang, Kebun Raya Bogor kembali dibuka hari ini, Selasa. Keputusan dibukanya kembali kebun botani di Kota Bogor, Jawa Barat ini karena kondisi cuaca sudah lebih baik.

"Atas pertimbangan cuaca sudah lebih baik, Kebun Raya Bogor dibuka lagi secara situasional," kata Humas Kebun Raya Bogor Doni Darussalam di Bogor, Selasa (18/12/2018).

Menurutnya, pihak Kebun Raya Bogor menggandeng Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dramaga Bogor dalam memantau kondisi cuaca di wilayah tersebut.

"Kami selalu diinfokan tentang keadaan cuaca di Bogor," kata dia.

Sebelumnya obyek wisata Kebun Raya Bogor ditutup untuk umum sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan, pada Senin (17/12/2018) kemarin. Penutupan dilakukan karena kondisi cuaca angin kencang yang melanda wilayah Bogor dan sekitarnya.

Kawasan hutan kota yang menyimpan beragam koleksi pohon dan tumbuhan ini ditutup sebagai antisipasi untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan akibat cuaca tersebut, seperti pohon tumbang. Terlebih ranting dan cabang-cabang pohon sudah banyak yang patah akibat diterpa angin kencang.

 

Siklon Tropis Kenanga

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan angin kencang yang terjadi di Bogor, Jawa Barat dalam beberapa hari terakhir ini disebabkan efek dari siklon tropis Kenanga yang terjadi di wilayah Samudera Indonesia.

Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Klimatologi Dramaga Bogor Hadi Saputra mengatakan, siklon tropis Kenanga memberikan dampak tidak langsung berupa peningkatan kecepatan angin di Pulau Jawa bagian selatan meliputi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.

"Peningkatan kecepatan angin cenderung disebabkan oleh aliran massa udara dari selatan Indonesia bagian tengah," kata Hadi, Senin (17/12/2018).

Ia menjelaskan, dominasi massa udara dari selatan cenderung mengurangi curah hujan di sebagian wilayah pulau Sumatera dan Jawa. Namun sebaliknya akan terjadi peningkatkan intensitas hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur periode 17-19 Desember 2018.

Kemudian, pada periode 20-23 Desember 2018, diprakirakan terjadi peningkatan curah hujan di wilayah Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Penyebabnya aliran udara dingin dari Asia akan kembali masuk wilayah Indonesia.

"Sebelumnya intensitas hujan dan angin kencang di Bogor cukup tinggi. Saat siklon tropis Kenanga di wilayah itu hanya angin kencang saja. Tapi setelah siklus itu selesai diprakirakan hujan lebat dan angin kencang akan kembali terjadi," kata Hadi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya