Liputan6.com, Jakarta Propaganda ala Rusia menjadi polemik. Meski demikian, cara-cara kampanye yang menggunakan firehose of the falsehood yang digunakan lembaga konsultasi politik Amerika Serikat Rand Corporation pada 2016 dinilai tak akan efektif.
Pengamat Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing tak menampik, sejauh ini hoaks memang masih bisa berdampak ke masyarakat.
Namun jika informasi tersebut terus dijelaskan, publik diyakininya tak akan percaya lagi dengan hal tersebut.
Advertisement
"Ini untuk menguatkan kembali keyakinan masyarakat yang otaknya sudah teracuni hoaks dan kebohongan itu," ucap Emrus saat dikonfirmasi, Jumat (8/2/2019).
Dia menuturkan, semua harus dilawan dengan fakta. Dan terus memproduksi isu positif.
"Counter berbasis fakta. Dan pasangan yang menjadi korban semburan fitnah, harus terus menjadi leading sector dalam memproduksi isu-isu positif," ungkap Emrus.
Dia menegaskan, selain menelurkan isu-isu positif. Semuanya itu harus disampaikan ke khalayak secara masif.
"Isu-isu positif yang menjadi antitesis semburan fitnah. Harus di amplifikasi melalui media massa dan media sosial. Ini perlu counter berbasis fakta dan data," kata Emrus.
Â