Usut Mutilasi WNI di Malaysia, Polri Telusuri Aliran Dana Bos Tekstil Bandung

Polri pun menelusuri aliran dana pengusaha asal Bandung itu untuk mencari motif mutilasi tersebut.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 14 Feb 2019, 18:06 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2019, 18:06 WIB
Dilarang Melintas Garis Polisi
Ilustrasi Foto Garis Polisi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap bos tekstil asal Bandung, Ujang Nuryanto (37) dan staf pribadinya Ai Munawaroh di Malaysia masih misteri. Polri pun menelusuri aliran dana pengusaha asal Bandung itu untuk mencari motif perbuatan keji tersebut.

Kepolisian telah menggandeng Pusat Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri aliran dana di rekening korban. Kedua korban diketahui terbang ke Malaysia untuk urusan bisnis.

"NCB Interpol Indonesia bekerja sama dengan NCB Kuala Lumpur dan PDRM untuk melakukan penelitian lebih dalam kepada korban dengan kerja sama dengan PPATK untuk lihat jalur transfer keuangan korban," ujar Sekretaris National Central Bureau (NCB) Interpol, Divisi Hubungan Internasional Polri Brigjen Pol Napoleon Bonaparte, Jakarta, Kamis (14/2/2019).

Selain transaksi keuangan, polisi menelusuri komunikasi terakhir yang dilakukan kedua korban mutilasi. Hal ini akan dijadikan bahan untuk proses penyelidikan lebih lanjut.

"Kemudian kami juga telah bekerjasama dengan Ditsiber Bareskrim Polri untuk melihat track record komunikasi yang dimiliki korban," tutur Napoleon.

Polri memastikan, jasad korban mutilasi yang ditemukan di Malaysia adalah seorang Warga Negara Indonesia (WNI) atas nama Nuryanto. Kepastian itu didapat dari identifikasi sidik jari pada potongan tubuh yang ditemukan.

Namun, polisi belum berhasil mengidentifikasi jasad wanita yang diduga sebagai staf pribadi Nuryanto, Ai Munawaroh karena potongan tangannya tidak ditemukan. Polisi pun mengidentifikasi jasad tersebut melalui DNA.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Seharusnya Pulang 23 Januari

Dilarang Melintas Garis Polisi
Ilustrasi Foto Garis Polisi (iStockphoto)

Nuryanto pergi ke Malaysia pada Kamis 17 Januari 2019. Rencananya, dia akan mengambil uang ke rekanan bisnisnya dari hasil menjual kain di Malaysia.

Selama di Malaysia, Nuryanto sempat tiga kali pindah hotel. Namun, pada 22 Januari, pihak keluarga di Indonesia putus komunikasi dengan Nuryanto. Padahal seharusnya dia dijadwalkan pulang ke Tanah Air pada 23 Januari 2019.

Pihak keluarga kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polda Jawa Barat. Polda Jawa Barat lalu berkoordinasi dengan kepolisian Malaysia dan mendapatkan informasi bahwa otoritas setempat menemukan tiga kantong berisi potongan tubuh pada 26 Januari 2019.

Potongan tubuh yang ditemukan di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia itu diduga kuat sebagai jasad Nuryanto dan Ai Munawaroh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya