Kisah Asmara Duda dan Janda di Bogor Berakhir Petaka

Keduanya bertikai hingga nyaris meregang nyawa pada Selasa 5 Maret malam.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 07 Mar 2019, 06:24 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2019, 06:24 WIB
Ilustrasi Penganiayaan
Ilustrasi Penganiayaan (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta - Sepasang kekasih, Hendar Darmawan (54) dan Nuhayati Dani (48), masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Paru Dr M Goenawan Partowidigdo (RSPG) Cisarua, Bogor. Keduanya bertikai hingga nyaris meregang nyawa pada Selasa 5 Maret malam.

Hendar mengalami luka tusuk di leher. Sementara Nurhayati menderita luka sayat di leher dan tusukan di bagian perut.

Nyawa keduanya selamat setelah ditolong warga setempat yang sigap membawanya ke rumah sakit terdekat. Pisau yang masih menancap di leher Hendar berhasil diangkat oleh tim dokter bedah. Begitu pun luka sayatan dan tusukan yang dialami Nurhayati.

Kisah asmara pria dan wanita paruh baya ini dimulai sejak tiga tahun silam. Keduanya berkenalan di parkiran SD Cisarua 03, Kabupaten Bogor.

Diawali dengan rencana perjodohan antara anak Hendar dan Nurhayati, membuat keduanya intens berkomunikasi lewat telpon genggam. Apalagi keduanya tinggal berdekatan.

Nuryanti, tinggal di Kampung Kebon Jahe RT 05/02, Desa Citeko. Sedangkan Hendar tinggal di Kampung Anyar RT03/03, Desa Cisarua.

Ternyata, rencana perjodohan itu fiktif dan hanya akal bulus Hendar agar bisa dekat dengan Nurhayati. Seiring waktu, hati Nurhayati pun terpikat ke pangkuan Hendar.

Sejak saat itu, keduanya sering kopi darat di warung kelongtong milik Anwar (24) yang berlokasi di jalan alternatif Ciawi-Taman Safari Indonesia tepatnya di Kampung Citeko RT 03/08, Desa Citeko, Kecamatan Cisarua. Perselingkuhan Nurhayati akhirnya tercium suaminya hingga mengakibatkan perceraian.

Singkat cerita, Nurhayati berniat menikahkan anaknya pekan depan, dan Hendar berjanji akan memberinya uang sebesar Rp 2 juta untuk biaya perkawinan.

"Selasa kemarin sekitar jam 19.00 WIB korban ditelepon oleh pelaku dan akan memberikan uang sebesar Rp 2 juta malam itu juga," kata Kapolsek Cisarua Kompol Nur Iksan, Rabu (6/3/2019).

Keduanya bertemu di sebuah vila depan warung tempat mereka biasa kencan. Saat itu, Nurhayati diantarkan kakaknya ke lokasi tujuan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Bersimbah Darah

Tak lama kemudian, Anwar sang pemilik warung dikejutkan kedatangan seorang perempuan yang biasa nongkrong di warungnya itu. Nurhayati keluar dari vila dengan kondisi bersimbah darah seraya berteriak minta tolong.

"Dia lari ke belakang warung, mungkin mau sembunyi. Terus balik lagi ke depan. Di leher ada luka sayat dan luka tusukan di bagian perut," kata Anwar.

Nurhayati lantas masuk ke warung dan bersembunyi di dalam, yang kala itu ada ibu dan adiknya yang masih balita. Selang beberapa menit kemudian, Hendar keluar dari vila dan mengarah ke warung.

Sambil menggenggam sebilah pisau, dia kemudian masuk ke dalam warung dengan cara mendobrak pintu. Di dalam warung keduanya terlibat keributan hingga leher Hendar tertusuk pisau.

"Saya bawa keluar keluarga saya karena takut kenapa-kenapa," ucap Anwar.

Setelah kejadian itu, Nurhayati sempat keluar dan berjalan beberapa puluh meter dan akhirnya roboh di tengah jalan. Sementara kondisi Hendar dalam keadaan tersungkur di dalam warung dengan pisau masih menancap di lehernya.

Warga yang mengetahui kejadian tersebut melaporkanya ke polisi setempat dan membawa keduanya ke RSPG Cisarua.

"Keduanya sudah ditangani pihak dokter RSPG," kata Kapolsek Cisarua Kompol Nur Iksan.

Hingga kini, polisi masih mendalami motif dibalik kasus penusukan tersebut. Dugaan sementara, pertikaian dipicu lantaran korban kesal karena pelaku ingkar janji, yang akan memberikan uang Rp 2 juta untuk biaya pernikahan anak Nurhayati.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya