Arahan Jokowi Terkait Banjir Sentani: Percepat Evakuasi dan Rehabilitasi Hutan

Jokowi meminta proses evakuasi diperceoat agar menghindari bertambahnya jumlah korban meningal dan luka-luka.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mar 2019, 17:51 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2019, 17:51 WIB
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan alur terjadinya banjir yang menerjang Sentani di Jayapura, di kantornya, Jakarta, Minggu (17/3). BNPB mencatat korban meninggal sudah mencapai 58 orang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bencana Banjir bandang di Sentani, Jayapura mengakibatkan sejumlah kerusakan dan korban jiwa. Evakuasi terus dilakukan oleh tim SAR gabungan untuk mencari korban.

Untuk memudahkan proses evakuasi, pihak kepala daerah setempat telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari, terhitung sejak 17 Maret 2019 hingga 30 Maret 2019.

"Masa tanggap darurat telah ditetapkan 14 hari, terhitung 17 Maret 2019 sampai 14 hari," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (18/3/2019). 

Menurut Sutopo, pagi tadi Kepala BNPB Doni Munardo telah tiba di Sentani, dan langsung menggelar rapat koordinasi dengan bupati dan petugas di sana.

Sejak malam tadi, Doni juga telah melaporkan dampak banjir bandang di Sentani dan penangaannya ke Presiden Jokowi . 

"Pak Doni juga telah melaporkan dampak bencana banjir bandang di Sentani beserta penanganannya kepada presiden. Dan presiden telah memberikan beberapa arahan," ucap dia.

Dari laporan tersebut, ada beberapa arahan dari presiden, yakni mempercepat evakuasi korban agar menghindari bertambahnya jumlah korban meningal dan luka-luka.

Kemudian pasca bencana, perlu dilakukan rehabilitasi hutan dan lahan di pegunungan Cycloop untuk menghindari bencana serupa, sebab kejadian ini bukanlah banjir bandang pertama.

"Kemudian juga arahan pendirian posko komando di kantor Bupati Jayapura," ucap dia.

 

Cuaca Sangat Ekstrem

Rumah hingga Helikopter Terseret Banjir Bandang Sentani
Warga berusaha menggali lumpur yang menimbun helikopter Mi-17 milik BNPB pasca banjir bandang di Kabupaten Sentani, Jayapura, (17/3). Banjir bandang Sentani menewaskan 70 orang dan puluhan luka-luka. (AFP/Netty Dharma Somba)

Sutopo sebelumnya meyampaikan sebanyak 79 orang meninggal dunia, 43 orang belum ditemukan dan 74 orang luka-luka per pukul 14.00 WIB, Senin(18/3/2019).

Menurut Sutopo, banjir ini terjadi akibat curah hujan yang sangat ekstrem. Curah hujan yang besarnya 248.5 mm biasanya terjadi dalam kurun waktu sebulan, namun pada malam itu turun selama 7 jam saja.

"Ini kelompok yang sangat ekstrem sekali, 248 rata-rata biasanya satu bulan turunnya. tetapi ini diturunkan dalam periode waktu 7 jam, yaitu pukul 17 sampai pukul 24 WIT,” ucap dia.

Sejak Sabtu malam dan hingga saat ini Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran.

"Ini data sementara, evakuasi masih berlangsung, masih penyisiran apalagi 43 orang belum ditemukan masih dalam pencarian." kata Sutopo.

 

Reporter: Dewi Larasati

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya