Kelompok Teroris Poso Pimpinan Ali Kalora Terpecah

Mereka terpisah di tengah perburuan oleh Satgas Tinombala yang semakin masif.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 19 Mar 2019, 14:46 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2019, 14:46 WIB
Aksi Serangan Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, kelompok teroris Poso pimpinan Ali Kalora Pecah menjadi dua. Mereka terpisah di tengah perburuan oleh Satgas Tinombala yang semakin masif.

"Satgas mendapat informasi masyarakat tentang keberadaan pecahan kelompok Ali Kalora. Masyarakat mendapati satu kelompok itu berjumlah 6 orang," ujar Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/3/2019).

Enam buronan tersebut diidentifikasi sebagai G alias Anas (membawa senpi laras pendek), G alias Muklas, dan A (membawa senpi laras pendek). Sementara tiga buronan lainnya tidak dikenali oleh masyarakat setempat.

"Yang tiga ini diduga buronan yang baru bergabung. Karena masyarakat setempat ini cukup familiar dengan kelompok MIT (Mujahidin Indonesia Timur) yang lama," ucapnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rampas Bekal Warga

Enam anak buah Ali Kalora yang terpisah sempat merampas perbekalan milik warga setempat di area pertambangan Pegunungan Marate, Desa Salubanga, Kecamatan Saudi, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Warga ketakutan dan menyerahkan perbekalannya karena kelompok tersebut mengancam dengan senjata api.

"Mereka minta tambahan perbekalan beras, kemudian juga jeriken berisi air, dan meminta dibelikan garam, sepatu, dan tas. Karena takut, maka dipenuhi," kata Dedi.

Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu memastikan, kelompok Ali Kalora kian terpojok oleh aparat. Kekuatan mereka tersisa 12 orang dan terpecah menjadi dua kelompok dengan masing-masing berjumlah enam orang dan empat orang.

Enam orang yang sempat merampas perbekalan warga itu membekali diri dengan dua senjata api laras pendek. Sementara empat orang lainnya menguasai satu pucuk senjata laras panjang. Salah satu dari empat orang tersebut adalah Ali Kalora.

"Kepada warga, mereka mengaku terpisah dengan kelompok mereka. Mereka kesulitan komunikasi. Mereka cuma punya dua HP android," ucap Dedi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya