Liputan6.com, Jakarta - Gempa kembali terjadi di Indonesia. Kali ini, kawasan Muria, Kudus, Pati, Demak, Jepara, dan sekitarnya di Jawa Tengah yang diguncang gempa tektonik.
Gempa terjadi siang ini pada pukul 11.22 WIB dan bermagnitudo 4,2. Informasi gempa ini diketahui dari Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono.
Baca Juga
2,9 Juta Kendaraan Diprediksi Melintas di Tol Tangerang-Merak Selama Libur Natal dan Tahun Baru 2025
Cuaca Besok Kamis 19 Desember 2024: Sebagian Wilayah Jabodetabek Akan Hujan Ringan Pagi Hingga Siang
Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 18 Desember 2024: Langit Malam Indonesia Mayoritas akan Cerah Berawan
"Gempa ini berpusat pada koordinat 6,69 Lintang Selatan dan 110,78 Bujur Timur, tepatnya di darat pada jarak 14 kilometer arah barat laut Kota Kudus pada kedalaman 10 kilometer," ujar Daryono melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Advertisement
Menurutnya, guncangan gempa dilaporkan terasa di wilayah Kudus, Pati, Jepara, dan sekitarnya dalam skala intensitas II-III Modified Mercally Intensity atau MMI.
"Masyarakat dilaporkan sempat berlarian keluar rumah akibat terkejut dan panik akibat guncangan yang terjadi secara tiba-tiba," kata Daryono.
Dia menjelaskan, gempa yang terjadi diduga kuat jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake akibat aktivitas Sesar Muria. Hal itu, kata Daryono, lantaran memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter gempa.
"Sesar Muria ini memiliki magnitudo maksimum (Mmax) 6,2 dengan laju geser sesar sekitar 1 mm per tahun," terangnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gempa Merusak
Daryono menjelaskan, gempa Muria yang terjadi saat ini, jika ditinjau letak episenternya, tampak tepat terletak di jalur Sesar Muria.
"Karakteristik kedalaman hiposenter sangat dangkal hanya 10 kilometer menunjukkan bahwa aktivitas gempa ini dibangkitkan oleh sesar aktif," tutur dia.
Menurutnya, sesar aktif yang memiliki sejarah gempa merusak, seperti halnya seismogenik lainnya yang tersebar di Jawa Tengah tampaknya perlu dicermati, mengingat periode ulang gempa yang sangat mungkin terjadi.
"Khususnya di Muria, dimana peristiwa gempa ini seolah mengingatkan kita semua, bahwa zona seismogenik Muria dan sekitarnya memang masih aktif," ucap Daryono.
Advertisement