Golkar Sebut Penambahan Partai Baru Koalisi Jokowi untuk Perkuat Parlemen

Terkait partai baru yang berpeluang masuk ke kabinet, Airlangga menyebut hal itu merupakan hak Jokowi sebagai Presiden.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 12 Jun 2019, 13:17 WIB
Diterbitkan 12 Jun 2019, 13:17 WIB
Lewat Aplikasi SaksiKu, Ketum Golkar Pantau Perolehan Suara di TPS
Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto memberi sambutan saat melakukan pemantauan Aplikasi Android SaksiKu untuk Saksi Partai Golkar di TPS pada Pemilu 2019 di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (16/4). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku terbuka menerima partai baru untuk masuk ke koalisi Jokowi. Menurutnya, fokus utama penambahan partai baru untuk memperkuat pemerintahan Jokowi-Ma'ruf di parlemen.

"Yang paling penting kalau kita lihat secara politik kan di parlemen. Nanti kalau politik mendorong parlemen yang kuat," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (12/5/2019).

Terkait partai baru yang berpeluang masuk ke kabinet, Airlangga menyebut hal itu merupakan hak Jokowi sebagai Presiden. Kendati begitu, dia menekankan bahwa posisi di kabinet seharusnya diisi oleh unsur partai pendukung dan profesional.

"Ya kabinet kan ada dari unsur partai pendukung, profesional. Nah banyak ruang yang bisa dibahas," ucap dia.

Sebelumnya, Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate meminta Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat memperjelas arah politiknya. Hal itu perlu dilakukan jika dua partai itu ingin bergabung ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.

"Tapi, kalau bergabung di kabinet, ya sikap politiknya juga harus jelas DNA-nya, jangan di kabinet iya, keluar dari situ menentang kebijakan misalnya," kata Johnny di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin 10 Juni 2019.

"Di luar kabinet menentang kebijakan, akan tidak terjadi sinkron, nah itu nanti kan di kabinet juga tidak bisa efektif," sambungnya.

Johnny belum bisa memastikan sikap PAN dan Demokrat yang saat ini masih bergabung dalam koalisi Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Namun, dia hanya mengingatkan sikap dua partai itu harus tetap diperjelas ke depannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Secara Historis PAN Selalu dalam Pemerintahan

(Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)
Menperin Airlangga Hartarto (Foto: Merdeka.com/Wilfridus S)

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan menilai partainya lebih baik berada dalam jajaran pemerintah. Alasannya, secara historis PAN memang selalu berada dalam pemerintahan.

"Pertimbangannya macam-macam.Kita kan secara historis dari organisasi kita berdiri Agustus 98 sampai sekarang, sebagian besar waktu kita ada di pemerintahan. Jadi memang sudah jadi pola dan tradisi dalam PAN buat ada di pemerintahan," kata Bara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Bara menegaskan, tidak tertutup kemungkinan partainya bergabung ke koalisi pemerintahan. Dia mengatakan, peluang PAN bergabung dengan pemerintahan Jokowi sangat terbuka lebar.

"Kemungkinan itu ada tapi nanti kita liat semua setelah proses di MK selesai. Tapi kemungkinan itu ada," ungkap Bara.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya