Cerita Pilu Bocah 10 Tahun Dibunuh Kakak Kandung di Bogor

Bocah MR sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun, akibat menderita luka cukup parah dan kehabisan darah, korban meninggal dunia di RS Ummi Kota Bogor

oleh Maria Flora diperbarui 13 Jul 2019, 07:45 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2019, 07:45 WIB
Ilustrasi Pembunuhan (iStock)
Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Entah setan apa yang merasuki seorang kakak di Bogor, Jawa Barat. Tiba-tiba dia menghujamkan gunting ke perut dan dada adik kandungnya yang tengah tertidur lelap hingga meregang nyawa. Korban MR diketahui masih berumur 10 tahun.

Peristiwa pembunuhan terjadi di rumah pelaku di Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Kamis, 11 Juli kemarin, sekitar pukul 21.30 WIB.

MR diketahui anak paling bungsu dari pasangan Suyatmi (49) dan Rahmat (almarhum). Semetara, Nasrudin si pelaku, sehari-hari bekerja serabutan. Namun, dia kerap mengerjakan pola sandal dari spon.

"Pelaku memang sedang kerja membuat tatakan sendal, tiba-tiba menusuk adiknya," kata Hasanudin, kakak pertama korban, Jumat (12/7/2019).

Berkat laporan masyarakat, Nasrudin (29) berhasil dibekuk polisi di rumahnya. Dari tangannya barang bukti sebuah gunting diamankan.

Berikut sejumlah hal yang terungkap dari tewasnya bocah 10 tahun di tangan sang kakak kandung di Bogor: 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Sedang Tidur Lelap

Ilustrasi Pembunuhan (iStock)
Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Malam telah larut. Bocah MR (korban) dan kakaknya AR tengah pulas tertidur di ruang tamu mereka. Saat itu waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB. Sedangkan ibunya yang sedang sakit, terlelap tidur di kamar.

Sementara itu, Nasrudin (pelaku), tengah disibukkan dengan menggunting spon bahan baku untuk sandal. Tiba-tiba, dia menghampiri adik bungsunya dan menusukkan gunting ke arah dada dan perut korban sebelah kiri.

Mengetahui kejadian tersebut, AR langsung berteriak histeris. Korban yang sudah bersimbah darah pun sempat menangis kesakitan.

"Mendengar teriakan, saya langsung keluar dan menuju rumah ibu saya," kata Hasanudin, kakak pelaku, yang tinggal tak jauh dari rumah ibunya, Jumat (12/7/3019).

Korban Tergeletak Bersimbah Darah

[Bintang] Anak Durhaka Dari Jawa Timur
Ilustrasi Jenazah | Via: megapolitan.harianterbit.com

Hasanudin dan warga terpaksa mendobrak pintu rumah ibunya lantaran terkunci dari dalam. Setelah pintu terbuka, ia melihat korban tergeletak bersimbah darah di lantai ruang tamu. Sementara AR berlari keluar rumah sambil menangis.

"Adik saya (pelaku) juga masih ada sedang nangis sambil teriak-teriak Allahu Akbar, Allahu Akbar di depan tubuh korban," ungkap Hasanudin, kakak paling tua dari lima bersaudara itu.

Tak lama kemudian, pelaku dengan santai masuk ke dalam kamar mandi. Sementara, dia dan tetangganya sibuk menangani korban yang saat itu terlihat masih bernafas.

Bocah MR sempat dilarikan ke rumah sakit. Namun, akibat menderita luka cukup parah dan kehabisan darah, korban meninggal dunia di RS Ummi Kota Bogor.

Beberapa menit kemudian, pelaku keluar seperti usai membasuh muka, tangan, dan kakinya. Pelaku kemudian duduk di ruang tamu, selanjutnya membacakan ayat suci alquran di tengah kesibukan warga mengevakuasi bocah SD kelas V itu.

"Waktu kita sibuk mau evakuasi korban, dia sempet ambil wudhu terus ngaji di situ," ucap Hasanudin.

Pelaku Pendiam

Ilustrasi Pembunuhan (iStock)
Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Saat kejadian tidak ada satu pun warga maupun keluarga yang berani mengamankan pelaku. Dia baru diamankan setelah polisi datang lokasi kejadian.

"Waktu kami bawa korban ke rumah sakit Ummi, pelaku dikerem, pintu rumah kita kunci dari luar. Yang nangkep polisi," kata dia.

Deri Sukandi, ketua RT setempat mengungkapkan, aktivitas sehari-hari pelaku bekerja serabutan. Nasrudin kerap mengerjakan pola sandal dari spon. Ia mendapat upah dari pemilik bengkel alas kaki tak jauh dari rumah pelaku.

"Sehari-harinya sih perilakunya baik, pendiam, rajin salat dan ngaji. Enggak pernah macem-macem," ujar Deri.

Punya Riwayat Gangguan Jiwa

20160206-Ilustrasi-Pembunuhan-iStockphoto
Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Berdasarkan keterangan keluarga, pelaku memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Pada 2017, Nasrudin sempat memeriksakan kejiwaannya di RS Marzoeki Mahdi dan oleh dokter diwajibkan rutin meminum obat.

"Meskipun depresi, sejauh ini enggak pernah ngamuk atau berperilaku aneh seperti marah-marah sama keluarga atau tetangga. Malahan usai menusuk adiknya, saya sempat ajak dia ngobrol, dan menjawab seperti orang sadar," kata dia.

Kapolsek Bogor Selatan Kompol Indrat Riyani mengatakan, berdasarkan keterangan dari keluarga, pelaku memiliki riwayat gangguan kejiwaan. Namun untuk memastikan apakah pelaku benar memiliki gangguan jiwa atau tidak, kepolisian akan membawa pelaku ke RS Marzoeki Mahdi untuk diperiksa.

"Tapi waktu dimintai keterangan biasa saja. Enggak ngelantur kemana-kemana," ucap Indrat. 

Motif

20160206-Ilustrasi-Pembunuhan-iStockphoto
Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Kapolsek Bogor Selatan Kompol Indrat Riyani mengatakan, setelah menerima laporan warga, pihak kepolisian langsung mengamankan pelaku berikut barang bukti berupa gunting di rumahnya.

"Pelaku masih dalam pemeriksaan di Mapolsek Bogor Selatan," ujar Indrat.

Keterangan sementara, aksi pembunuhan terjadi saat adik kandungnya sedang tidur di ruang tamu. Tanpa alasan yang jelas, pelaku membunuh adiknya dengan cara menusuk dua kali menggunakan gunting.

"Motifnya masih kita dalami. Tapi hasil keterangan sementara pelaku membunuh tanpa sebab," ujar Indrat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya