Korban Meninggal Akibat Demo Rusuh di Wamena Menjadi 21 Orang

Massa yang awalnya berunjuk rasa di Wamena membakar sejumlah fasilitas umum, salah satunya kantor dinas.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 24 Sep 2019, 10:15 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2019, 10:15 WIB
Ilustrasi Wamena, Papua
Ilustrasi Wamena, Papua. (Google Maps)

Liputan6.com, Jakarta - Situasi keamanan di Wamena, Jayawijaya, Papua sudah kondusif pascademo anarkis yang berlangsung pada Senin 23 September 2019. Korban meninggal akibat tindakan anarkis bertambah menjadi 21 orang.

"Wamena situasi sudah kondusif sejak 3 sore (Senin). 17 meninggal dunia, tadi pagi ditemukan 4 meninggal dari warga," ujar Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes AM Kamal ketika dihubungi Liputan6.com, Selasa (24/9/2019).

Kerusuhan terjadi di Wamena, Papua, Senin 23 September 2019 pagi. Massa yang awalnya berunjuk rasa ini membakar sejumlah fasilitas umum, salah satunya kantor dinas.

"Kantor dinas dan beberapa ruko dibakar," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

Akibat kerusuhan itu, Operasional Bandara Wamena juga dihentikan sementara. Kepala Bandara Wamena Joko Harjani kepada Antara mengakui operasional bandara ditutup sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Penghentian operasional bandara dilakukan sekitar pukul 10.30 WIT dengan menerbangkan tiga pesawat cargo yang sebelumnya berada di Bandara Wamena.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Hoaks Rasisme

Ruang tunggu Bandara Wamena. (Liputan6.com / Katharina Janur)
Ruang tunggu Bandara Wamena. (Liputan6.com / Katharina Janur)

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, dugaan sementara kerusuhan terjadi lantaran dipicu oleh berita bohong atau hoaks terkait isu rasisme.

"Hoaksnya masih tentang rasis. Penyebar hoaksnya sedang didalami oleh Ditsiber Bareskrim," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Dedi mengimbau seluruh masyarakat Papua dapat menahan diri agar tidak mudah terpancing oleh isu negatif yang berkembang.

"Sampai hari ini situasi sudah dikendalikan dan kita imbau dengan pendekatan soft approuch, tokoh agama, tokoh adat yang di sana dan Pemda di sana untuk tidak terprovokasi dengan sebaran berita hoaks," Dedi menandaskan.

Atas peristiwa itu, enam anggota Brimob Polri mengalami luka berat.

"Enam anggota Brimob kritis," tutur Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes AM Kamal melalui pesan singkat, Senin (23/9/2019).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya