Butuh Rp 700 T Sokong Transjakarta, BPTJ Siap Gandeng Swasta

Bambang menyadari pemerintah tidak akan mampu menggelontorkan angka sebesar itu.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Nov 2019, 20:16 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2019, 20:16 WIB
Wajah Baru Bus Transjakarta Zhong Tong
Bus Transjakarta Zhong Tong terparkir di Depo PPD F Klender, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Sistem keamanan dari CCTV juga ditambah menjadi 8, kemudian tangga darurat otomatis, alat pemadam kebakaran, serta tata letak kursi penumpang yang diubah. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Bambang Prihartono mengatakan, dibutuhkan dana Rp 700 triliun untuk implementasi Transjakarta dan jenis lain transportasi publik. Penggunaan dana tersebut diproyeksikan untuk 10 tahun.

"Untuk implementasi Transjakarta sekitar Rp 700 triliun selama 10 tahun," ujar Bambang dalam diskusi mengenai Pengelolaan Transportasi Megapolitan, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Ia menyadari pemerintah tidak akan mampu menggelontorkan angka sebesar itu. Namun, menurut Bambang, kebutuhan anggaran itu bisa dipenuhi dengan menggandeng swasta.

Selama ini, kata dia, swasta turut andil dalam kemajuan transportasi yang dibarengi dengan kemajuan teknologi.

"Angkutan masal yang sudah kita bangun baru bisa angkut penumpang per hari 8 juta. Dilihat dari pergerakan orang itu 88 juta. Jadi gap-nya masih besar. Siapa yang isi gap itu? Ya swasta," kata dia.

Ia mencontohkan adanya kendaraan skuter listrik yang disediakan oleh Grab, perusahaan penyedia layanan multifungsi, sebagai bentuk andil swasta dalam mengisi kebutuhan masyarakat dari sisi transportasi.

Soal adanya peristiwa kecelakaan yang melibatkan pengguna skuter, Bambang tak menampik perlu adanya regulasi ketat tentang transportasi yang terus berkembang dengan kemajuan teknologi. Namun ia membantah jika regulasi dibuat setelah adanya kecelakaan pengguna skuter listrik.

"Terlepas dari dampak negatif, kita terima kasih. Mereka hadir dengan membuka pekerjaan baru, memang negatifnya harus diperhatikan. Kita harus antisipasi, dan kita bukan buat regulasi karena ada kejadian ini," kata Bambang.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Korban Skuter Listrik

Sebelumnya, beredar di media sosial curhatan seorang kakak yang menceritakan adiknya tewas jadi korban tabrak lari saat menggunakan Grabwheels atau skuter listrik. Peristiwa tersebut terjadi di Kawasan Sudirman, Jakarta Pusat tepatnya dekat pusat perbelanjaan FX Sudirman.

Curhatan tersebut diunggah oleh akun media sosial Twitter @renimerdk. Dia menuliskan akibat kecelakaan tersebut dua orang tewas dan satu luka-luka usai ditabrak mobil dari belakang.

"adek gue tgl 10 dini harikmrn, br aja kecelakaan sm tmn2nya pas lg naik grabwheels deket fx. temennya meninggal 2,satu luka2, ditabrak mobil dr belakang. yg gue heran itu berita gak ke up sm sekali pdhl makan korban," tulis akun @renimerdk seperti dikutip merdeka.com, Rabu (13/11).

Disambung tweets dari akun @alandarma_s yang menyatakan bahwa adiknya adalah salah satu korban dari kecelakaan itu, dia menuntut Polda Metro Jaya untuk mengusut tuntas kasus ini, dan juga meminta pihak Grab sebagai penyedia layanan skuter untuk memperhatikan mengenai keamaman pengendaranya.

"adik gw, ammar jadi salah satu korban kecelakaan ini dan anehnya gak ada satupun media yang meliput kecelalaan ini tolong @TMCPoldaMetro usut tuntas kecelakaan ini. dan pihak @GrabID buatlah kajian tentang safety layanan grabwheels kalian."

 

Reporter: Yunita Amalia/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya