Nadiem Makarim Investigasi Tragedi SMPN 1 Turi Sleman

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan belasungkawa ke keluarga siswa SMPN 1 Turi yang menjadi korban dalam insiden di Sungai Sempor, Sleman.

oleh Yopi Makdori diperbarui 22 Feb 2020, 14:42 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2020, 14:42 WIB
susur sungai
Kegiatan susur Sungai SMP Negeri 1 Turi Sleman yang berakhir tragis. (foto: Liputan6.com/BNPB/edhie prayitno ige)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan belasungkawa kepada keluarga siswa SMPN 1 Turi yang menjadi korban dalam insiden di Sungai Sempor, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Saya menyampaikan belasungkawa dari lubuk hati yang paling dalam atas tragedi ini. Semoga orangtua serta keluarga siswa yang menjadi korban jiwa dapat diberi kekuatan menghadapi cobaan ini," ujar Mendikbud Nadiem di Jakarta, Sabtu (22/2/2020).

Nadiem menyebut, saat ini tim Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah bekerja sama dengan pemerintah daerah serta pihak-pihak terkait untuk memastikan evakuasi dan penanganan pelajar SMPN 1 Turi yang jadi korban, menjadi prioritas.

Selain memastikan prioritas perawatan kepada para korban luka dan trauma psikis, Nadiem meminta tim Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (Ditjen PAUD Dasmen) bersama tim dari Inspektorat Jenderal segera melakukan investigasi di lapangan.

Saat ini, Sekretaris Jenderal (Sesjen) bersama para pejabat Kemendikbud lain sedang berada di lokasi untuk meninjau dan memberikan arahan penanganan secara langsung.

"Kami bersama pemerintah setempat dan pihak berwajib terjun langsung ke lapangan untuk menelusuri apa yang menyebabkan hal ini bisa terjadi," ungkap Nadiem soal tragedi SMPN 1 Turi di Sleman.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jadi Contoh

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memperkenalkan konsep Kampus Merdeka.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memperkenalkan konsep Kampus Merdeka. (Foto: Kemendikbud)

Insiden yang terjadi pada Jumat (21/2/2020) ini, menurut Mendikbud, menjadi contoh bagi setiap sekolah untuk meningkatkan kehati-hatian dan kewaspadaannya dalam melaksanakan aktivitas di luar sekolah.

"Sekolah mesti benar-benar memastikan semua kegiatan di bawah pembinaan sekolah agar dapat mengutamakan keamanan dan keselamatan siswa. Itu yang terpenting. Jadi harus dipertimbangkan secara matang," tegasnya.

Berdasarkan laporan terakhir yang diterima dari tim Kemendikbud di lapangan, sebanyak 249 siswa kelas VII dan VIII SMPN 1 Turi mengikuti kegiatan susur sungai sebagai bagian dari mancakrida ekstrakurikuler Pramuka.

Sebanyak 216 siswa selamat, kemudian sebanyak 21 dengan kondisi luka ringan, dan 2 siswa mengalami luka berat dan telah dirawat inap di Puskesmas.

Jumlah korban jiwa sebanyak sembilan siswa antara lain atas nama Nur Azizah (15), Latifah Zulfa (15), Sovie Aulia (15), Arisma Rahmawati (13), Khoirunnissa Nurcahyani Sukmania (14), Evieta Putri Larasati (13), dan Fanesha Dida (13).

Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Kemendikbud Provinsi DIY, Minhajul Ngabidin, melaporkan bahwa sampai saat ini tim SAR Gabungan masih terus melakukan pencarian di beberapa titik sekitar Lembah Sempor. Satu orang siswa dilaporkan masih dalam pencarian. “Tim LPMP juga membuka posko di SMPN 1 Turi," kata Minhajul.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya