Akibat Corona, Pemerintah Buka Peluang Batasi Penerbangan Lintas Negara

Pemerintah akan batasi penerbangan lintas negara untuk mencegah penyebaran virus Corona.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Mar 2020, 13:35 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2020, 13:35 WIB
Menhub - DPR Bahas Persiapan Infrastruktur dan Transportasi Destinasi Wisata
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan) saat rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/2/2020). Rapat membahas persiapan infrastruktur dan transportasi pendukung di lima destinasi prioritas wisata nasional. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan batasi penerbangan lintas negara untuk mencegah penyebaran virus Corona. Ini menyusul dua warga Depok yang terpapar virus tersebut.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan pembatasan tersebut untuk beberapa negara yang jadi episentrum virus Corona.

"Kemungkinan tapi belum pasti," kata Budi Karya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (3/3/2020).

Dia menjelaskan, terdapat empat negara yang akan dibatasi penerbangannya, yaitu Korea, Jepang, Italia dan Iran.

"Ada empat, yaitu Korea, Jepang, Italia dan Iran," ungkap Budi.

Sebelumnya, beberapa negara sudah terpapar virus Corona. Mulai dari China, Afghanistan, Austalia, Iran, Jepang dan beberapa negara lainnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 


Kasus di Iran

Pembuat Baju Antivirus Corona
Para pekerja menjahit bahan untuk digunakan membuat pakaian antivirus di pabrik garmen Zhejiang Ugly Duck Industry, di Wenzhou, 28 Februari 2020. Wabah virus corona di China membuat produsen pakaian itu mulai memproduksi baju hazmat yang banyak diburu orang untuk melindungi dirinya. (NOEL CELIS/AFP)

Seperti di Iran, otoritas kesehatan setempat melaporkan jumlah kasus virus corona sebanyak 95 pada 25 Februari 2020. Kasus corona berasal dari Kota Qom.

Lalu Irak mengonfirmasi kasus pertama corona pada 24 Februari di kota suci Syiah Najaf. Kementerian Kesehatan Iran menjelaskan, pria yang terinfeksi corona adalah seorang mahasiswa teologi Iran.

Kasus ini muncul sebelum pemerintah menutup perbatasan dan melarang masuknya warga non-Irak yang datang dari Iran.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya