Liputan6.com, Jakarta - Pengguna angkutan umum di Jabodetabek menurun pada masa pandemi corona yang sudah terjadi sejak sebelum pemberlakuan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara resmi mulai 10 April 2020 di DKI Jakarta dan menyusul Jawa Barat (Depok, Bekasi, dan Bogor) pada 15 April 2020 serta Banten (Tangerang) pada 18 April 2020.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B Pramesti dalam keterangannya di Jakarta menyatakan khusus di DKI Jakarta pada Maret 2020 sudah berinisiasi melakukan berbagai pembatasan termasuk transportasi sehingga pada Maret tersebut sudah mulai terjadi penurunan pengguna angkutan umum massal yang cukup berarti.
"Untuk layanan Transjakarta selama Maret 2020 sampai dengan 15 April, jumlah penggunanya mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu lebih kurang 83.000 orang per hari," kata Polana di Jakarta, Senin (20/4/2020).
Advertisement
Padahal, dalam kondisi normal pada bulan Januari 2020 jumlah penumpang mencapai lebih kurang 840 ribu orang per hari.
Penurunan penumpang Transjakarta bahkan sudah dimulai sejak Maret yaitu sebesar rata rata 550.000 orang per hari atau turun 34,52 persen dibandingkan jumlah penumpang normal pada Januari 2020.
Penurunan penumpang juga terjadi pada layanan Moda Raya Terpadu (MRT). Pada hari-hari normal pada Januari 2020 lalu, penggunanya mencapai sekitar 85 ribu orang per hari. Pada Maret, sudah mengalami penurunan sebesar 47,05 persen, yaitu sekitar 45 ribu orang/hari.
Data terakhir tercatat pada April sampai dengan tanggal 15 April hanya berkisar 5.000 penumpang per hari, atau turun sebesar 94,11 persen dibanding Januari 2020.
Hal yang tidak berbeda terjadi pada moda transportasi KRL yang Januari 2020 lalu, KRL setiap harinya masih melayani sebanyak kurang lebih 859.000 orang.
"Pada Maret, jumlahnya turun sebesar 30,38 persen menjadi sekitar 598 ribu orang per hari. Adapun untuk bulan April 2020 sampai dengan tanggal 15, terjadi penurunan penumpang yaitu hanya sebanyak 183.000 orang per hari atau turun 78,69 persen dibanding kondisi normal Januari 2020," kata Polana.
Untuk LRT Jakarta yang pada masa normal Januari 2020 melayani penumpang sekitar 3.800 orang/harinya, mengalami penurunan sebesar 47,36 persen pada Maret 2020 menjadi hanya mengangkut sekitar 2.000 orang/hari.
Pada April ini sampai dengan 15 April jumlah penumpang LRT Jakarta tinggal sekitar 264 orang/hari atau turun 93,05 persen dibanding kondisi normal Januari 2020.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Masa PSBB
Polana menuturkan, sampai dengan saat ini belum diperoleh data volume penumpang angkutan umum di luar DKI Jakarta dalam wilayah Jabodetabek.
Namun, dengan adanya pengurangan jumlah penumpang angkutan umum massal tersebut dengan sendirinya juga akan mengurangi jumlah penumpang-yang diangkut oleh pengumpan-pengumpan di masing-masing wilayah.
"Dalam beberapa waktu terakhir kami sangat intensif melakukan rapat koordinasi dengan Dishub se-Jabodetabek, dan hasil pantauan lapangan mereka, pengguna angkutan umum cenderung menurun," kata Polana.
Terlebih setelah adanya status PSBB secara resmi dapat dipastikan pengguna angkutan umum akan menurun karena jumlah pergerakan orang sudah dibatasi. Selain itu berlaku pula pembatasan waktu operasional angkutan umum selama PSBB yaitu di DKI Jakarta angkutan umum hanya beroperasi mulai pukul 06.00 sampai 18.00 WIB, sementara itu wilayah Bodetabek yang berstatus PSBB mulai pukul 05.00 sampai 19.00 WIB.
Dari hasil pengawasan di lapangan juga diketahui bahwa pelanggaran terhadap ketentuan PSBB relatif kecil dan sebagian besar terkait penerapan physical distancing pada kendaraan pribadi dan pemakaian masker yang ditemukan oleh petugas di check point. Sementara untuk terminal dan stasiun bila tidak memenuhi protokol kesehatan tidak diperbolehkan untuk memanfaatkan layanan angkutan umum.
Â
Advertisement