Liputan6.com, Jakarta Mengawali Top 3 News hari ini, terungkap penyebab gempa magnitudo 5,0 yang mengguncang Pangandaran, Jawa Barat, Minggu, 24 Mei kemarin. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut lindu berjenis gempa menengah ini diakibatkan adanya aktivitas subduksi.
Gempa juga dirasakan dalam skala III MMI di wilayah Garut dan Pangandaran hingga Cilacap dengan skala II-III MMI juga dirasakan di Cilacap. Artinya, getaran dirasakan nyata dalam rumah dan seakan ada truk berlalu.
Baca Juga
Selain berita gempa, informasi lainnya yang tak kalah mencuri perhatian terkait seruan agar ulama, kiai, dan ustaz di Indonesia menolak rapid test Covid-19.
Advertisement
Wakil ketua MUI Zainut Tauhid menegaskan, bahwa berita tersebut bohong adanya atau hoaks. Dia menegaskan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan pemberitahuan seperti itu.
Dalam surat tersebit menyebut rapid test adalah modus operandi PKI atas perintah negara komunis Cina untuk menghabisi para tokoh agama Islam baik di Indonesia maupun negara muslim lain.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Minggu, 24 Mei 2020:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. BMKG Ungkap Sebab Gempa Pangandaran, Garut, Cilacap Minggu Siang Tadi
Gempa mengguncang Pangandaran hingga Cilacap, Jawa Barat, pukul 14.11.40 WIB, Minggu (24/5/2020), tepatnya di Samudera Hindia Selatan Jawa. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan kekuatan gempa dari M 5,1 menjadi M 5,0.
Episenter gempa itu terletak di laut dengan jarak 98 km arah selatan Garut, Jawa Barat. Pusat gempa berada di kedalaman 68 km. Episenter adalah titik gempa di permukaan bumi tepat di atas hiposenter (pusat gempa).
BMKG menyebut, gempa ini merupakan jenis gempa menengah. Hal tersebut berdasarkan pengamatan lokasi episenter (pusat gempa) dan kedalaman hiposenternya.
Advertisement
2. MUI Pastikan Surat Berisi Seruan Agar Ulama Tolak Tes Covid-19 Hoaks
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan tidak pernah mengeluarkan seruan agar ulama, kiai, dan ustaz di Indonesia menolak rapid test Covid-19.
Wakil ketua MUI Zainut Tauhid menegaskan bahwa seruan tersebut ialah hoaks atau berita bohong. Dia menjelaskan pihaknya tidak pernah mengeluarkan pengumuman tersebut.
"Itu pasti hoaks, karena MUI tidak pernah mengeluarkan pemberitahuan seperti itu," kata Zainut saat dihubungi merdeka.com, Minggu (24/5/2020).
Dia juga menjelaskan dalam surat tersebut juga tidak sesuai dengan kop standar MUI. Serta tutur bahasanya pun kata dia, tidak sesuai standar MUI.
3. WNI yang Kembali dari Luar Negeri Akan Dikarantina di Wisma Atlet Pademangan
Panglima Kodam Jaya, Mayor Jenderal TNI Eko Margiyono yang sekaligus Panglima Komando Gugus Tugas Terpadu menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia telah menyediakan tiga tower Wisma Atlet sebagai wisma karantina bagi Warga Negara Indonesia (WNI) repatriasi, baik itu Pekerja Migran Indonesia (PMI), mahasiswa maupun Jamaah Tabligh Akbar.
Karantina tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menangani kasus COVID-19 dari para WNI yang baru saja tiba di Tanah Air.
Menurut Eko, setelah tiba di Indonesia, para WNI wajib menjalani tes cepat menggunakan metode Polymerase Chain Reaction atau PCR yang dilakukan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).
Bagi yang dinyatakan negatif melalui dua kali uji sampel, maka mereka dapat langsung melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman, namun bagi WNI yang dinyatakan positif maka wajib menjalani karantina.
Advertisement