Liputan6.com, Tangerang - Penerapan kehidupan normal baru atau yang lebih dikenal new normal life semakin digencarkan oleh Pemerintah Kota Tangerang. Persiapan sosialisasi pun dilakukan mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan hingga pegawai.
Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah menjelaskan, jajarannya saat ini tengah membahas protokol-protokol kaitan pengamanan konsep kehidupan normal baru bagi seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari rumah ibadah, pertokoan, di sekolah, di perusahaan, pabrik-pabrik.
"Intinya, bagaimana agar mereka tetap bisa beribadah dan beraktifitas tapi dengan protokol pengamanan covid-19, jaga jarak, pakai masker, sering-sering cuci tangan dan lain sebagainya. Harapan kami minggu depan bisa di share kepada masyarakat," ujar Arief, Kamis (28/5/2020).
Advertisement
Arief juga menegaskan, masyarakat nantinya harus siap, betul-betul mau berdisiplin dan mandiri. Makanya, akan ada aksi razia secara masif bagi warga yang bandel dan melanggar aturan-aturan new normal tersebut.
Sebab, Pemkot Tangerang sendiri menginginkan, penanganan Covid-19 bukan hanya dilakukan Pemda kepada warganya. Melainkan warga juga lah yang secara inisiatif dan gotong royong memutus rantai penyebaran Covid-19.
"Kita pengen masyarakat ini saling jaga, bergotong-royong dalam penanganan Covid-19. Jadi harus aman buat diri kita, aman juga buat sesama," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tangsel Godok Aturan Operasional Mal
Sementara, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangerang Selatan, masih membahas penerapan new normal, untuk operasional pusat perbelanjaan modern dan tradisional di masa pandemi.
"Kita sedang menyiapkan sebuah regulasi melalui Dinas Indag, jika mereka (mal) ada kesempatan untuk buka, tetap ada protokol kesehatan yang harus ditegakan," tutur Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie.
Menurutnya, protokol operasional mal harus diterapkan di masa Pandemi Covid-19, juga pada pusat-pusat bisnis dan belanja, yang mendatangkan banyak orang dalam satu area. Demi menjamin kesehatan setiap pengunjungnya yang bukan hanya warga Tangsel, tapi masyarakat manapun yang berdatangan.
"Jangan sampai masyarakat bersikap seperti sebelum masa pandemi saat beraktivitas di mal atau pasar. Misalnya, nanti kita minta untuk membuat jarak pakai garis sekitar 1 meter, seperti jarak antre di kasir dan pasang CCTV," kata Benyamin.
Meski begitu, pengawasan ketat pengelola mal, juga harus terus dilakukan secara terus menerus. Agar pengunjung terus menerus diingatkan tentang physical distancing dan hal-hal lain, sesuai protokol kesehatan Covid-19.
"Misalnya nanti, disiapkan juga pengeras suara untuk memberi tahu pengunjung, jangan sampai bergerombol. Harus begitu sekarang. Itu harus dengan ketekunan," terangnya.
Advertisement