Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, pemerintah sangat serius untuk menghadapi pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikannya saat bertemu delapan tokoh lintas agama di Istana Negara, Selasa (2/6/2020).
"Jadi bukan pemerintah tidak serius, tapi lebih karena kehati-hatian itu. Lihat saja, bahkan negara besar seperti USA pun mengalami kerusuhan berkepanjangan," kata Jokowi seperti disampaikan Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom dalam pesan singkatnya.
Baca Juga
Gomar juga menjelaskan, dalam pertemuan tersebut Jokowi menyampaikan bahwa alat-alat kesehatan untuk menghadapi Covid-19 sudah diatasi. Mulai dari APD, PCR hingga ventilator Indonesia bisa memproduksi sendiri. Walaupun kata Jokowi, Indonesia kesulitan dan harus mengimpor ke negara lain.
Advertisement
Dia mengatakan, Jokowi juga bersyukur prediksi lembaga-lembaga keuangan dunia bahwa di tengah perlambatan ekonomi dan berbagai negara mengalami minus dalam pertumbuhan ekonomi, Indonesia termasuk di antara tiga negara yang pertumbuhan ekonominya positif, yakni India (1,9), China (1,2) dan Indonesia (0,5 yang sebelumnya 5 persen). Oleh sebab itu, saat ini pemerintah sedang mempersiapkan new normal.
"Kini kita sedang mempersiapkan masyarakat untuk membuka kembali aktivitas perokonomian dan ibadah secara bertahap. Ada 120 kabupaten kota yang tidak ada kasus sama sekali. Di daerah ini bisa berlangsung kehidupan yang normal," ucap Jokowi seperti disampaikan Gomar.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bicara Sekolah
Selain soal Covid-19, di hadapan 8 tokoh lintas agama di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (2/6/2020), Presiden Joko Widodo atau Jokowi juga menegaskan belum memutuskan membuka kembali sekolah dan pesantren di tengah pandemi Covid-19.
"Kita harus hati-hati akan nasib 54 juta siswa," kata Jokowi seperti disampaikan oleh Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Gomar Gultom dalam pesan singkat.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh H Helmy Faishal Zaini dari PBNU), KH Muhyiddin Junaidi dari MUI, Pdt Gomar Gultom dari PGI, Ignatius Kardinal Suharyo dari KWI, Wisnu Tenaya dari PHDI, Arief Harsono dari Permabudhi, dan Xs Budi Santoso Tanuwibowo dari Matakin.
Â
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka
Advertisement