4 Fakta soal Karamnya KRI Teluk Jakarta di Perairan Timur Laut Pulau Kangean

Selain disebabkan gelombang laut yang tinggi, penyebab KRI Teluk Jakarta-541 tenggelam karena mengalami kebocoran.

oleh Maria Flora diperbarui 15 Jul 2020, 16:25 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2020, 16:25 WIB
Ilustrasi Kapal Tenggelam (2)
Ilustrasi Kapal Tenggelam

Liputan6.com, Jakarta - KRI Teluk Jakarta-541  karam di perairan timur laut Pulau Kangean, Jawa Timur, pukul 09.00 WIB, Selasa, 14 Juli 2020. Kapal milik TNI AL itu pun tenggelam di kedalaman 90 meter.

"Kapal tenggelam sekitar pukul 09.00 WIB. Gelombang laut di sekitar lokasi saat kejadian antara 2,5 meter sampai dengan 4 meter," jelas Kepala Penerangan TNI AL Laksamana Pertama TNI M Zaenal.

Selain disebabkan gelombang laut yang tinggi, Zaenal menyebut KRI Teluk Jakarta-541 mengalami kebocoran hingga akhirnya karam.

Sebanyak 55 anak buah kapal (ABK) dilaporkan selamat dalam peristiwa tersebut.

Berikut deretan fakta tenggelamnya KRI Teluk Jakarta-541 di perairan timur laut Pulau Kangean yang dihimpun dari Liputan6.com: 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Karam di Kedalaman 90 Meter

20151220-Ilustrasi Kapal Tenggelam-AFP
Ilustrasi kapal tenggelam (AFP Photo)

KRI Teluk Jakarta-541 tenggelam pada kedalaman 90 meter di perairan timur laut Pulau Kangean, Jawa Timur.

Menurut Laksamana Pertama TNI M Zaenal dalam siaran tertulisnya, saat itu KRI Teluk Jakarta-541 sedang melaksanakan operasi dukungan laut pergeseran logistik ke wilayah timur saat karam.

Zaenal mengatakan, kapal itu tenggelam akibat mengalami kebocoran. Selain itu, gelombang laut sedang tinggi.

"Gelombang laut di sekitar lokasi saat kejadian cukup tinggi antar 2,5 sampai dengan 4 meter," kata Zaenal soal KRI Teluk Jakarta-541.

Bawa 55 ABK dan Semuanya Selamat

20151220-Ilustrasi Kapal Tenggelam-AFP
Ilustrasi kapal tenggelam (AFP Photo)

Lebih lanjut Zaenal menyatakan bahwa semua anak buah kapal (ABK) selamat dalam insiden tersebut.

"Seluruh ABK (KRI Teluk Jakarta-541) sejumlah 55 orang dalam keadaan selamat," tulis Zaenal dalam siaran pers diterima, Rabu (15/7/2020).

Zaenal mengatakan perlu dua kali proses penyelamatan terhadap para ABK. Pertama, 54 ABK diselamatkan oleh KM Tanto Sejahtera dan 1 ABK diselamatkan oleh KM Dobonsolo.

"KM Tanto Sejahtera dan KM Dobonsolo saat itu sedang berlayar di posisi 5 NM dari lokasi kejadian," jelasnya.

Dievakuasi ke Surabaya

KM Arung Samudera Karam Terhantam Ombak di Bengkulu, Tujuh ABK Hilang
Ilustrasi kapal tenggelam. Ilustrasi: Kriminologi.id

Seperti diketahui, insiden ini terjadi pada Selasa kemarin sekitar pukul 09.00 WIB. KRI Teluk Jakarta-541 saat itu sedang melaksanakan operasi dukungan laut pergeseran logistik ke wilayah timur.

Kini setelah seluruh ABK berhasil diselamatkan, mereka rencananya akan dievakuasi ke Surabaya, namun menunggu cuaca membaik.

"Menunggu cuaca baik melaksanakan transfer ABK, untuk selanjutnya akan dibawa ke Surabaya," ujar Zaenal.

Saat ini KRI RE Martadinata sedang berada di posisi KM Tanto Sejahtera, untuk melakukan evakuasi terhadap ABK.

Gelombang Tinggi dan Bocor

Ilustrasi kapal (iStock)
Ilustrasi kapal (iStock)

Kadispenal Laksamana Pertama TNI Mohamad Zaenal, merilis kronologi karamnya KRI Teluk Jakarta-541. 

"Insiden terjadi sekitar pukul 09.00 WIB saat kapal tengah mengangkut logistik ke wilayah timur," Zaenal dalam keterangan tertulis diterima, Jakarta, Rabu (15/7/2020).

Menurut dia, gelombang laut sedang tinggi sebelum KRI Teluk Jakarta-541 karam. Gelombang di perairan timur laut Pulau Kangean berkisar 2,5 hingga 4 meter.

Pada situasi tersebut, awak kapal mengetahui ada kebocoran di KRI Teluk Jakarta-541. 

"Ada kebocoran kapal yang mengakibatkan tenggelam pada kedalaman sekitar 90 meter," jelas Zaenal.

Namun, dia belum memastikan penyebab kebocoran KRI Teluk Jakarta-541.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya