Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyatakan, jika korupsi sudah menjangkit maka akan merusak seluruh tatatan negara. Mulai dari kehidupan, ekonomi, keamanan dan pertahanan, hingga sosial budayanya.
"Negara gagal salah satunya karena korupsi, karena itu sebelum saya melakukan suatu tindakan kita indikasi dulu apa gejalanya orang ini korupsi," kata Firli saat mengisi diskusi daring oleh IABIE yang bertema Perubahan Mindset, Kultur dan Sistem untuk Penanganan Korupsi di Indonesia, Sabtu (18/7/2020).
Baca Juga
Firli melanjutkan, bahwa korupsi ada karena sebuah keserakahan. Dia meyakni, tidak ada orang golongan miskin melakukan praktek rasuah.
Advertisement
"Orang korupsi itu semua orang kaya, dan saat mereka memiliki kesempatan," yakin Firli.
Dua sebab utama itu, sambung dia, ditemukanlah sebuah formula yang mengungkap bagaimana praktek korupsi terjadi dan menjadi laten. Menurut dia, selain kesempatan, prilaku korup muncul karena pelaku memiliki kekuasaan dan kekuatan.
"Kekuasaan muncul karena ada power. Sehingga dapat diformulakan korupsi sama dengan kekuasaan ditambah kesempatan dikurangi integritas," jelas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Hukuman Koruptor Ringan
Firli mengakui bahwa hukuman terhadap koruptor di Indonesia masih sangat ringan. Jika dirata-rata, menurut Firli, koruptor hanya menjalani masa tahanan 2,5 tahun penjara. Walau ada sebagian di antaranya puluhan tahun.
"Jadi ini masih rendah tapi kita tak bisa masuk ranah peraturan itu, penindakan berhasil membuat orang takut tapi tak jera karena mereka akan berkreasi dengan modus yang berubah," Firli menandasi.
Â
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)