Di Balik Rencana Prabowo Beli Jet Tempur Bekas Milik Austria: Ingin TNI Kuat

Dilaporkan ada 15 jet tempur Eurofighter Typhoon bekas milik Austria yang ingin dibeli Prabowo.

oleh Maria Flora diperbarui 24 Jul 2020, 19:06 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2020, 19:06 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama dengan Menhan Prabowo Subianto di Surabaya, Jawa Timur.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama dengan Menhan Prabowo Subianto di Surabaya, Jawa Timur, Senin (27/1/2020). (foto: Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta Untuk menjadikan TNI lebih kuat, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto belum lama ini menyatakan keinginannya untuk membeli alat utama sistem pertahanan atau Alutsista berupa jet tempur dari Austria. 

Dilaporkan ada 15 jet tempur Eurofighter Typhoon bekas milik Austria yang ingin dibeli Prabowo.

Media ternama, Kronen Zeitung bahkan menyebut Prabowo telah mengajukan proposal kepada Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner perihal kontrak jet tersebut.

Namun, belakangan keinginan Menhan Prabowo untuk membeli jet bekas Austria tersebut menuai polemik. Lantaran mencuat dugaan adanya kasus sengketa antara Austria dengan pemimpin konsorsium Eurofighter Typhoon, Airbus.

Setelah mengetahui hal ini, apakah Prabowo akan tetap berencana membeli 15 jet tempur Eurofighter Typhoon bekas milik Austria?

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Disebut Telah Mengajukan Proposal

Ini Jet Tempur Canggih yang Ditawarkan ke Indonesia
Jet tempur Eurofighter Typhoon bakal hadir di pameran industri pertahanan Indo Defense 2014 di Kemayoran, Jakarta Pusat (Dokumentasi Eurofighter)

Adalah edia ternama, Kronen Zeitung, menyebutkan bahwa Prabowo telah mengajukan proposal kepada Menteri Pertahanan Austria Klaudia Tanner perihal kontrak jet tersebut.

Untuk mendukung pernyataan tersebut, Kronen Zeitung mengunggah foto proposal bernomor 60/M/VII/2020 bertanggal 10 Juli 2020, dimana nama dan jabatan Prabowo serta cap Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dibubuhkan di atasnya.

"Saya selalu terkesan dengan perkembangan teknologi Eropa dan saya mengharapkan dukungan dari Anda untuk melanjutkan proposal ini ke tahap kerjasama yang menguntungkan bagi dua belah pihak," tulis Prabowo dalam suratnya, dikutip Selasa (21/7/2020).

Dalam proposal tersebut juga tertulis target Prabowo untuk memodernisasi Angkatan Udara di Indonesia. Dengan disetujuinya proposal tersebut, maka target itu dinilai bisa tercapai.

Beli 15 Unit Jet Tempur Eurofighter Typhoon

Kepala Biro Humas Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Djoko Purwanto tak membenarkan atau menyalahkan soal kabar pembelian jet tempur bekas itu.

"Kalau ditanya ada enggak rencana pembelian, semua masuk rencana,” kata Djoko, Kamis (23/7/2020). 

Dia menuturkan, untuk Alutsista semuanya itu memiliki proses yang panjang. Karenanya, belum tentu setiap rencana pembelian akan direalisasikan. Menurutnya, Prabowo hanya ingin TNI ini kuat. 

"Intinya kan Kemenhan, menteri ingin TNI kuat," ungkap Djoko. 

Menurut dia, Kemenhan tengah memperjuangkan agar keinginan memperkuat pertahanan Indonesia bisa terwujud. 

"Kemenhan saat ini sedang memperjuangkan, mewujudkan, agar pertahanan Republik Indonesia menjadi kuat. Dari segalanya, dari alutsistanya, dari SDM-nya," pungkasnya soal jet tempur. 

Diwarnai Polemik

Jet tempur jenis Eurofighter Typhoon
Jet tempur jenis Eurofighter Typhoon (AP)

Media Kronen Zeitung juga menyebutkan, Tanner sudah mengonfirmasi penerimaan proposal tersebut.

Prabowo juga dinilai sudah memahami 'seluk beluk' pengadaan Eurofighter Typhoon di Austria, sebagaimana tertulis juga dalam proposal.

Adapun, seluk beluk yang dimaksud ialah kasus sengketa antara Austria dengan pemimpin konsorsium Eurofighter Typhoon, Airbus.

Mengutip laman Financial Times dari berita tahun 2018 silam, pada tahun 2017, pemerintah Austria mencurigai adanya korupsi di proyek pengadaan jet tempur pada tahun 2003 tersebut.

Dalam keterangan resminya, Airbus membantah tuduhan pemerintah Austria. Namun demikian, pihaknya bersama konsorsium lain yaitu BAE's System dari Inggris dan Leonardo dari Italia sepakat membayar USD 99 juta terkait laporan tersebut.

"Saat ini, proposal tersebut akan dicek kembali (di Departemen Pertahanan)," tulis Kronen Zeitung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya