Petani Barru Andalkan Embung untuk Dua Kali Tanam dalam Setahun

Para petani di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, dan tergabung dalam Kelompok Tani Botto III, semakin giat bercocok tanam. Alasannya, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) telah membangun embung di Desa Kading, Kecamatan Tanete

oleh nofie tessar diperbarui 22 Agu 2020, 20:28 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2020, 20:25 WIB
Petani Barru Andalkan Embung untuk Dua Kali Tanam dalam Setahun
(Foto:Dok.Kementan)

Liputan6.com, Jakarta Para petani di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, dan tergabung dalam Kelompok Tani Botto III, semakin giat bercocok tanam. Alasannya, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) telah membangun embung di Desa Kading, Kecamatan Tanete Riaja. Para petani kini bisa melakukan dua kali tanam dalam setahun.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dibangunnya embung menjadi langkah nyata Kementerian Pertanian untuk sektor pertanian di Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Barru.

“Kementerian Pertanian sedang menggiatkan upaya untuk menjaga ketahanan pangan. Bahkan, kita ingin swasembada pangan. Oleh karena itu, Kementan akan mendukung petani untuk bisa meningkatkan produksi, salah satunya dengan pembangunan embung. Hal ini juga langkah antisipasi untuk menghadapi musim kemarau. Dalam kondisi apa pun, pertanian tidak boleh berhenti,” kata Mentan SYL, Sabtu (22/08/2020).

Hal senada disampaikan Dirjen PSP Kementerian Pertanian Sarwo Edhy. Menurutnya, embung harus dimanfaatkan oleh petani.

“Ketersediaan air sangat penting buat pertanian. Untuk itu, kita bangun embung di Kabupaten Barru. Harapannya, petani bisa memaksimalkan air yang tersedia di embung agar indeks pertanaman meningkat. Imbasnya juga peningkatan produksi dan kesejahteraan petani,” kata Sarwo Edhy.

Embung yang dibangun Ditjen PSP Kementan di DesaKading, KecamatanTanete Riaja, sudah selesai 100% dan menjadi andalan petani di Poktan Botto III.

Hal ini diakui oleh Ketua Poktan Botto III, Muslim. Menurutnya, kondisi lahan mereka yang berkontur, dengan kemiringan cukup tinggi, cukup menjadi kendala. Meski pun ada air hujan, terkadang tidak cukup untuk mengairi sawah.

“Karena, air hujan langsung mengalir ke bawah dan habis tanpa sempat dimanfaatkan. Kemudian, jika sudah musim kemarau sulit mendapatkan air. Rata-rata petani tidak menanami lahannya, di biarkan saja,” katanya.

Oleh karena itu, Muslim menilai bantuan embung sangat tepat karena fungsinya untuk menampung air hujan dan air yang bersumber dari mata air yang tidak pernah kering sepanjang tahun. Sehingga, air yang tertampung dapat dimanfaatkan, baik untuk pembibitan maupun untuk pertanaman.

“Rencananya embung segera dimanfaatkan untuk penanaman jagung dan kacang tanah. Setelah, itu pada bulan Desember melakukan pembibitan padi untuk siap tanam pada bulan Januari tanpa ada ragu lagi jika nantinya ternyata curah hujan kurang,” katanya.

Pembangunan embung merupakan kegiatan bantuan pemerintah dengan pola padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 20 orang.

Kepala Dinas Pertanian Barru, Ahmad, sangat mendukung kegiatan embung pertanian di Kabupaten Barru. Karena, 70 % lahan pertanian di Kabupaten Barru merupakan sawah tadah hujan, yang hanya mengandalkan curah hujan.

“Dengan adanya embung dari Dirjen PSP, dirasakan sangat besar manfaatnya bagi petani. Terimakasih kepada Kementerian Pertanian, khususnya Dirjen PSP yang telah mengalokasikan kegiatan embung tahun 2020. Harapan kedepan agar dapat lebih mendukung petani di Kabupaten Barru melalui kegiatan Embung, perpompaan, perpipaan dan jaringan irigasi pertanian, terutama di wilayah yang berkontur dan masih pola tadah hujan, satu kali tanam dalam 1 tahun,” katanya.

 

(*)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya