IDI Minta Jadwal Jaga Rumah Sakit Tidak Memberatkan Tenaga Medis

Daeng juga mendorong pihak rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan PCR secara rutin kepada para tenaga medis.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Agu 2020, 20:05 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2020, 20:05 WIB
Fasilitas Khusus Bagi Tenaga Medis Corona Covid-19
Petugas Medis terlihat berada di lobi Hotel Grand Cempaka , Jakarta, Sabtu (28/3/2020). Hotel ini disediakan oleh Pemprov DKI sebagai tempat istirahat 343 tenaga medis, 28 di antaranya dokter, yang menangani kasus Corona Covid-19 di ibu kota. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih mengimbau seluruh rumah sakit untuk memastikan jadwal jaga tenaga medis yang piket tidak membuat para petugas kelelahan serta berisiko tertular Covid-19. Sehingga, tidak ada lagi tenaga kesehatan yang menjadi korban dari virus Corona ini.

Daeng juga meminta pihak rumah sakit memberikan kebijakan khusus untuk tidak praktik sementara bagi petugas kesehatan yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Hal ini dikarenakan mereka memiliki risiko tertular virus Corona yang tinggi. Bila tetap praktik, menurut Daeng waktu praktiknya harus dibatasi.

"Rumah sakit harus membuat jadwal jaga petugas medis supaya mereka tidak kelelahan. Untuk nakes yang punya penyakit komorbid, sementara tidak perlu praktik atau dibatasi jamnya," kata Daeng dalam keterangan tertulis, Senin (31/8/2020).

Daeng juga mendorong pihak rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan PCR secara rutin kepada para tenaga medis. Selain itu, para tenaga medis juga harus dipantau secara ketat sehingga bisa dipastikan tidak ada penularan di rumah sakit. Mereka juga harus di tracing atau dilihat kontak eratnya.

"Rumah sakit didorong melakukan pemeriksaan PCR rutin kepada petugas kesehatan agar terpantau ketat dan tidak terjadi penularan luas di rumah sakit," ujarnya.

Sebagai penutup, Daeng meminta pemerintah untuk menjamin ketersediaan alat pelindung diri (APD). Pasalnya, APD merupakan benteng pelindung utama para tenaga medis yang harus betul-betul dijamin ketersediaannya.

Selain itu, Daeng menyebutkan bahwa IDI, Satgas, maupun Kemenkes harus bersama-sama mendukung pihak rumah sakit agar bisa melakukan hal-hal yang ia pinta tadi.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Satgas dan Kementerian agar APD tetap dijaga tersedia dengan baik. Semua pihak seharusnya bergotong royong untuk men-support rumah sakit agar mampu melaksanakan 4 hal di atas," ungkapnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

100 Dokter Sudah Gugur

Sebelumnya, Daeng menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya 100 dokter akibat wabah virus Corona. Daeng meminta masyarakat turut mendoakan para tenaga medis yang gugur serta keluarga yang ditinggalkan agar diberikan kesabaran.

"Sejawat sekalian, sejawat dokter yang gugur dalam penanganan Covid-19 sudah mencapai 100. Demikian juga petugas kesehatan lainnya yang gugur juga bertambah," kata Daeng, dikutip dari akun twitter PB IDI @PBIDI, Senin (31/8/2020).

"Mari kita doakan agar kawan-kawan kita yang gugur mendapat tempat yang mulia di sisi Tuhan Yang Maha Esa, keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran, serta perjuangannya mengilhami dan menjadi tauladan bagi kita semua agar tetap komitmen menjalankan pengabdian kepada kemanusiaan," imbuhnya.

 

Reporter: Rifa Yusya Adilah/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya