Menhub Akui Kapasitas Penumpang di Transportasi Umum Sulit Dibatasi

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui bahwa menerapkan protokol kesehatan di transportasi umum sulit dilakukan.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 01 Sep 2020, 08:23 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2020, 08:23 WIB
FOTO: Tiga Menteri Bahas LHP BPK Bersama Komisi V DPR
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/7). Rapat membahas Laporan Hasil Pembahasan BPK Semester I dan II/2019. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui bahwa menerapkan protokol kesehatan di transportasi umum sulit dilakukan. Hal ini lantaran kapasitas penumpang selalu melebihi jumlah yang sudah ditetapkan.

Dia mengatakan bahwa pemerintah telah menetapkan KRL hanya boleh mengangkut penumpang dengan kapasitas 45 persen. Namun kenyataannya, kapasitas penumpang setiap harinya lebih dari 45 persen.

"Saya berikan ilustrasi juga apa yang terjadi di kereta api. Di KRL itu kapasitasnya 45 persen. Di lapangan, berangkat dari Bogor 45 persen, tapi di Jakarta, orang masuk-masuk lagi, susah juga. Memang di lapangan, ini sesuatu yang sulit," kata Budi Karya dalam rapat kerja bersama komisi V DPR yang disiarkan di akun youtube DPR RI, Senin (31/8//2020).

Budi Karya menyampaikan, pemerintah telah menegaskan tidak akan menaikkan jumlah maksimal kapasitas penumpang. Padahal KAI selaku operator sudah meminta untuk dinaikkan kapasitasnya.

"Kapasitas angkut KRL kami pertahankan 45 persen. Meski KAI sudah minta ditingkatkan, tapi pakar epidemiologi bilang tidak bisa (untuk ditingkatkan)," ujarnya.

Berbagai upaya sudah dilakukan oleh Kemenhub untuk menekan jumlah penumpang KRL. Budi Karya menyebut, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) telah menyiapkan alternatif untuk mengantisipasi antrean panjang penumpang di stasiun-stasiun keberangkatan. Pada jam-jam tertentu, BPTJ menyediakan subsidi bus gratis, seperti dari Bogor, untuk tujuan Jakarta.

"Bu Polana kasih subsidi bus gratis dari BPTJ. Kita sediakan bus gratis dari Bogor ke Jakarta," ujarnya

Adapun di hari sibuk seperti hari Senin, BPTJ menambah kapasitas armada gratis hingga 100 unit. Kemenhub rutin membahas senario untuk mencegah membludaknya penumpang setiap satu minggu sekali bersama Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo.

"Sekarang ini, hampir tiap minggu kami diskusi sama Pak Doni Manardo. Kami bahas detail bagaimana agar kapasitas KRL tetap bisa terjaga 45 persen. Bagaimana jika hari Senin (di hari Sibuk) kita sediakan 100 bus gratis dari Bogor, Tangerang ke Jakarta," ungkapnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Antrean Mengular

Sebagai informasi, pada 6 Juli lalu, PT KAI pernah mengajukan relaksasi untuk kapasitas maksimal KRL. Dalam keterangan resminya, Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo meminta kapasitas angkut kereta ditingkatkan menjadi 60 persen untuk mengurangi kepadatan antrean penumpang di stasiun.

Sejak ditetapkan kapasitas angkut maksimal 45 persen atau 74 pelanggan per kereta pada 8 Juni, PT KAI melaporkan, sejumlah antrean penumpang memang tampak mengular di berbagai stasiun pada jam-jam tertentu.

Reporter : Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya