Update Kamis 12 November: Positif Covid-19 Ada 452.291, Sembuh 382.084, Meninggal 14.933

Data update pasien virus Corona Covid-19 ini tercatat sejak pukul 12.00 WIB, Rabu, 11 November 2020 hingga pukul 12.00 WIB hari ini.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 12 Nov 2020, 17:04 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2020, 15:38 WIB
Covid-19
Ilustrasi Covid-19 (ShutterStock)

Liputan6.com, Jakarta - Per data hari ini, Kamis (12/11/2020), ada penambahan 4.173 orang terkonfirmasi positif Corona Covid-19.

Dengan begitu hingga kini, total akumulatifnya ada 452.291 orang di Indonesia dinyatakan positif Corona Covid-19.

Selain penambahan angka positif, sebanyak 3.102 orang pada hari ini berhasil sembuh dan negatif Corona Covid-19.

Total akumulatif di Indonesia ada 382.084 pasien Corona Covid-19 sudah sembuh dan dinyatakan negatif sampai saat ini.

Sedangkan kasus meninggal dunia ada 97 orang pada hari ini. Jadi di Indonesia hingga saat ini total akumulatifnya sebanyak 14.933 pasien Corona Covid-19 meninggal dunia.

Data update pasien virus Corona Covid-19 ini tercatat sejak pukul 12.00 WIB, Rabu, 11 November 2020 hingga pukul 12.00 WIB hari ini.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Peringatan Hari Kesehatan Nasional 2020

Bikin Tako Jumlah Kasus yang Kontak Erat Pasien Covid-19 di Maluku Utara
Ilustrasi melihat kesiapan RS tangani pasien Covid-19. (Liputan6.com)

Setiap 12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional. Untuk memperingati hari tersebut, Halodoc mengadakan diskusi virtual bertema 'Pendekatan Kesehatan Holistik Guna Mewujudkan Indonesia Sehat', Rabu, 11 November 2020.

"Mengapa kita berbicara kesehatan holistik, karena berdasarkan data, pada 2019 biaya kesehatan itu naik sebesar 10,8 persen, lebih tinggi dari inflasi ekonomi. Jadi, untuk menjaga kesehatan perlu dipikirkan saat masih belum sakit, seperti kesehatan fisik, kesehatan holistik, dan kesehatan mental," ujar VP Marketing Halodoc, Felicia Kawilarang.

Felicia menambahkan, karena Indonesia dalam kondisi pandemi corona Covid-19, masyarakat harus memprioritaskan untuk hidup lebih sehat. Bagi Felicia, kita harus memahami kesehatan diri sendiri.

"Halodoc selalu mendorong bagaimana agar hidup lebih sehat dalam keseharian. Oleh karena itu, Halodoc juga berkomitmen untuk menjadi teman hidup sehat bagi masyarakat," imbuh Felicia.

Sementara itu, dokter Theresia Novi, Ketua Komite Medik Halodoc, juga menekankan pentingnya pendekatan kesehatan holistik untuk menghindari infeksi COVID-19. Menurut dia, Covid-19 menyerang tubuh manusia dengan gejala yang berbeda-beda karena dipengaruhi beberapa hal, seperti jumlah virus, penyakit penyerta, gaya hidup, usia, dan kemampuan respons imun tubuh.

"Pendekatan kesehatan holistik meliputi fisik saja, mental, dan sosial, memainkan peran krusial dalam penanganan pandemi ini. Oleh karena itu, setiap individu dianjurkan untuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang baik bagi tubuh dan mental. Selain itu, perlunya menjaga hubungan baik dengan satu sama lain," tutur Felicia.

Dalam pandangan psikolog klinis Rena Masri, kondisi mental seseorang sangat memengaruhi kualitas kesehatan dan well being sebagai manusia. Kesehatan mental seseorang dipengaruhi tekanan baik dari internal, maupun eksternal.

"Pandemi yang membuat berbagai perubahan terjadi dalam waktu cukup cepat, sangat berpotensi mengganggu kesehatan mental berbagai lapisan masyarakat. Disinilah langkah konsultasi dengan tenaga kesehatan profesional menjadi semakin krusial sebagai deteksi dini dan menghindari risiko jangka panjang seperti depresi, PTSD (Post-Traumatic Stress Disorder) maupun OCD (Obsessive Compulsive Disorder)," katanya.

Menurut Rena, peran telemedisin yang menghubungkan pengguna dengan tenaga kesehatan secara lebih cepat dan mudah. Tak hanya itu, telemedisin juga dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat dalam menjaga kesehatan mental di tengah pandemi corona Covid-19.

Sementara itu, asupan gizi yang seimbang juga berperan penting dalam menjaga kualitas kesehatan yang baik. Menurut dokter dan spesialis gizi klinik, Eva Maria Christine, asupan gizi seimbang sangat erat hubungannya terhadap kesehatan tubuh dan berpengaruh pada sistem imunitas yang optimal serta membantu beberapa isu terkait mental.

"Asupan gizi seimbang, yaitu 45--60 persen karbohidrat, 15--20 persen protein, 20--25 persen lemak, dan vitamin serta mineral yang sesuai dengan AKG (Angka Kecukupan Gizi). Jangan lupa memenuhi kebutuhan hidrasi harian. Selain itu, jenis makanan yang kita konsumsi juga dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang, karena beberapa makanan juga berfungsi sebagai mood booster yang baik untuk menurunkan stres seperti gandum, coklat, alpukat, dan kacang almond," kata Maria.

 


Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya