Mendikbud Tunda Pelaksanaan Asesmen Nasional, Apa Alasannya?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memutuskan untuk menunda pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) 2021 yang sedianya dihelat pada pertengahan tahun ini.

oleh Yopi Makdori diperbarui 20 Jan 2021, 23:56 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2021, 23:56 WIB
FOTO: Mendikbud - DPR Evaluasi Belajar dari Rumah hingga Kesiapan Rekrutmen Guru Honorer
Mendikbud Nadiem Makarim saat rapat kerja dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/11/2020). Rapat membahas evaluasi program belajar dari rumah terkait subsidi kuota internet serta isu-isu kesiapan rekrutmen guru honorer tahun 2021. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah memutuskan untuk menunda pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) 2021 yang sedianya dihelat pada pertengahan tahun ini.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengungkap, alasan penundaan tersebut lantaran tren jumlah kasus positif Covid-19 tak menunjukkan penurunan. Kendati ditunda, bukan berarti pelaksanaan AN tak dilaksanakan pada tahun ini. Nadiem menyebut pihaknya menggeser pelaksanaan AN ke bulan September-Oktober 2021.

Terdapat pertimbangan tersendiri bagi Mantan Bos Gojek Indonesia itu untuk memilih menunda pelaksanaan AN ketimbang meniadakannya di tahun 2021 ini. Nadiem berujar jika 2021 AN ditiadakan layaknya Ujian Nasional (UN) pada 2020, maka pihaknya akan kesulitan untuk mengevaluasi kondisi sekolah-sekolah di Tanah Air.

"Kalau 2021 pun kalau misalnya tidak dilaksanakan, kita tidak akan punya daya point base lain. Artinya kita tidak akan bisa mengetahui mana sekolah-sekolah atau daerah-daerah yang paling tertinggal," ujar Nadiem Makarin dalam rapat bersama Komisi X DPR RI, Jakarta, Rabu (20/1/2021).

Jika seperti ini, menurut Nadiem Makarim pihaknya bakal kelimpungan untuk membuat rencana penganggaran untuk bantuan bagi sekolah yang membutuhkan.

"Kalau kita tidak bisa mengetahui mana sekolah-sekolah yang paling tertinggal, kita tidak bisa membuat strategi penganggaran, strategi bantuan untuk sekolah-sekolah yang paling membutuhkan bantuan kita," katanya.

"Inilah alasan terpenting harus ada baseline terhadap Asesmen Nasional di tahun 2021," imbuhnya.

Menurut Nadiem, hasil AN 2021 bakal digunakan sebagai patron untuk melihat kualitas pendidikan di Indonesia pada tahun selanjutnya.

"Dan kita bisa melihat perbandingannya dengan nanti 2022, apakah ada peningkatan, apakah stagnan," ucap dia.

Nadiem menjelaskan, saat ini pihaknya tak memiliki data pemetaan kualitas pendidikan di Indonesia. Hal ini disebabkan pada 2020 lalu pihaknya memutuskan untuk meniadakan UN gara-gara pandemi Covid-19, sehingga data pemetaan terbaru tidak ada.

"Tapi paling tidak concern utama Kemendikbud dan Komisi X adalah untuk mengetahui, karena pada saat ini kita tidak punya datanya. Mengetahui mana sekolah-sekolah, mana daerah-daerah yang paling butuh bantuan dari Pemda dan dari pemerintah pusat, (baik) dari sisi anggaran, dari sisi kebutuhan pelatihan, dari sisi berbagai macam dukungan yang dibutuhkan bagi yang mungkin paling tertinggal dan kita akan mengetahui itu dengan adanya Asesmen Nasional," pungkas Nadiem.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kesiapan Sekolah Terapkan Prokes

Menurut Nadiem, penundaan ini guna memastikan kesiapan pihaknya untuk menerapkan protokol kesehatan dalam perhelatan dalam dunia pendidikan untuk menggantikan sistem Ujian Nasional (UN) itu. Sehingga dapat menjamin keamanan pelaksanaan AN itu sendiri.

"Untuk memastikan bahwa persiapan kita, baik dari protokol kesehatan, persiapan logistik dan infrastruktur lebih optimal lagu untuk memastikan bahwa protokol kesehatan itu terjaga dan keamanan siswa terjadi," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya