Liputan6.com, Jakarta - Banjir merendam permukiman warga di RT 003 dan RT 004/RW 05, Jalan Pepaya 5, Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Sabtu (20/2/2021). Hingga pagi ini, air masih menggenangi jalan hingga rumah warga.
Warga bernama Ferry mengatakan, ketinggian air banjir sekira 30 sampai 50 cm. Diduga saluran air tak mampu menampung derasnya hujan hingga meluber ke permukiman warga.
Baca Juga
Dia menyampaikan, saat ini warga saling bergotong-royong untuk membersihkan rumahnya dari genangan.
Advertisement
"Banjir dari jam 1-an. Sampai sekarang belum surut," kata dia yang dihubungi melalui pesan singkat , Sabtu (20/2/2021).
Selain di wilayah Jagakarsa, banjir juga menerjang beberapa kawasan lain di Jakarta Selatan. Warga bernama Abdi menyampaikan, rumah di Jalan Bangka tidak terendam banjir. Namun, dia mengaku kesulitan beraktivitas.
"Rumah saya sih tidak banjir, cuma akses ke rumah saya sepeti Tendean, Kemang, Petogogan, Mampang Prapatan (Warung Buncit) banjir," ucap pria berkumis tipis itu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Perumahan Bumi Nasio Jatiasih Banjir Hampir 2 Meter, Banyak Lansia Terjebak Dalam Rumah
Banjir yang mengguyur Kota Bekasi semalaman membuat Perumahan Bumi Nasio Indah, Jatiasih, Kota Bekasi, terendam banjir. Ketinggian banjir kira-kira hampir 2 meter lantaran rumah berlantai satu sudah tertutup air.
"Lantai satu di rumah saya sudah terendam banjir. Saya tingginya 155 cm, mau menyeberang ke rumah ibu saya, tapi saya kelelep. Mungkin banjir sudah setinggi 1,8 meter," kata Echa, seorang warga di Perumahan Bumu Nasio ketika dihubungi Liputan6.com di Jakata, Sabtu (20/2/2021).
Echa mengatakan, banjir terjadi lantaran hujan yang tak kunjung berhenti dan meluapnya Kali Cakung.
"Mulai pukul 05.30 WIB air sudah mulai masuk rumah, dan itu langsung naik tinggi, tidak bertahap," kata dia.
Seluruh warga di Perumahan Bumi Nasio pun terjebak di dalam rumah dan belum dievakuasi, termasuk lansia dan bayi.
"Banyak bayi dan lansia di situ, ada 400 KK. Yang tinggal di belakang lansia-lansia semua, makannya kita butuh perahu karet untuk evakuasi," kata Echa.
Advertisement