Pasien Covid-19 di Depok Melonjak, Rumah Sakit Diminta Aktifkan Kembali Ruangan Isolasi

Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Depok meminta rumah sakit penanganan COVID-19 membuka kembali penyediaan ruangan isolasi untuk pasien.

oleh Dicky Agung Prihanto diperbarui 15 Jun 2021, 17:07 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2021, 17:07 WIB
FOTO: Cegah Penyebaran COVID-19, Puluhan Santri di Depok Jalani Swab Test Massal
Santri melakukan swab test di Pondok Pesantren Baitul Hikmah, Bojongsari, Depok, Jawa Barat, Kamis (12/11/2020). Pengelola pesantren bekerja sama dengan GTPPC Kota Depok dan RS UI melakukan swab test massal terhadap puluhan santri dan pengasuh pondok pesantren. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Depok - Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Depok meminta rumah sakit penanganan COVID-19 membuka kembali penyediaan ruangan isolasi untuk pasien. Hal itu seiring dengan bertambahnya jumlah pasien COVID-19 yang saat ini terjadi di Kota Depok.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Depok, Dadang Wihana mengatakan, jumlah warga Kota Depok yang terkonfirmasi COVID-19 jumlahnya fluktuatif dan selalu berubah. Sebelumnya dalam sehari jumlah pasien terkonfirmasi sebanyak 350 orang, kini menjadi 120 orang.

"Tapi kalau untuk positivity rate saat ini memang 30 persen," ujar Dadang, Selasa (15/6/2021).

Dadang mengungkapkan, telah mengimbau rumah sakit untuk mengaktifkan kembali ruangan isolasi yang sebelumnya sempat digunakan untuk pasien non COVID-19. Hal itu dikarenakan Bed Occupancy Ratio (BOR) sempat menurun. Namun beberapa waktu lalu BOR di Kota Depok sempat 25 persen dan terus bergerak sampai 30 persen.

"Saat ini mulai konsolidasi lagi rumah sakit untuk mengaktifkan kembali ruangan isolasi pasien COVID-19," terang Dadang.

Dadang menjelaskan, pada 31 Mei lalu BOR untuk isolasi mencapai 31,4 persen, namun pada 13 Juni BOR di rumah sakit penanganan COVID-19 telah mencapai 61,7 persen.

Untuk BOR ruangan ICU pada 31 Mei mencapai 47, 2 persen dan 13 Juni mencapai 66,1 persen. Dirinya mengakui, apabila dibandingkan dengan standar World Health Organization (WHO) telah melebihi standar.

"Memang secara WHO kan 60 persen, semoga ini tidak terus bertambah," ucap Dadang.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Karantaina di Makara UI

Dadang menuturkan, pada saat BOR di Kota Depok rendah dan berada di angka 31 persen, sejumlah rumah skait memanfaatkan ruang isolasi itu untuk perawatan pasien noncovid-19. Namun rumah sakit sudah memiliki langkah mitigasi apabila terjadi peningkatan kasus, ruangan itu akan digunakan kembali untuk ruangan isolasi COVID-19.

"Ruangan yang kemarin dimanfaatkan untuk yang bukan COVID-19 sekarang mulai lagi ditambah untuk COVID-19 karena tren peningkatan kasus," ucap Dadang.

Sementara itu, Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Denny Romulo mengatakan, tempat karantina COVID-19 Kota Depok di Wisma Makara UI masih dapat menampung warga yang ingin melakukan isolasi mandiri.

Berdasarkan data pada Senin (14/6/2021), telah terisi sebanyak 78 bed dari 108 bed dan tersisa sebanyak 30 bed dengan jumlah presentase yang digunakan mencapai 72,22 persen.

"Jumlah pasien sebanyak 78 orang terdiri dari 48 pria dan 30 perempuan," ujar Denny.

Denny menambahkan untuk tempat karantina pasien COVID-19 di GH-PSJ UI dari kapasitas 32 bed yang disediakan, telah terisi sebanyak 30 bed. Jumlah pasien yang tertampung saat ini di tempat karantina tersebut sebanyak 30 orang dari 15 pria dan 15 perempuan.

"Untuk Wisma Makara UI masih mampu menampung warga yang ingin melakukan isolasi mandiri untuk mengantisipasi meningkatnya BOR di rumah sakit," tutup Denny. (Dicky Agung Prihanto)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya