Liputan6.com, Jakarta - Hasil riset bersama yang dilakukan Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia menyatakan bahwa hampir separuh penduduk DKI Jakarta telah terpapar Covid-19. Namun tak sampai 10 persen yang terkonfirmasi atau terdeteksi oleh pemerintah.
Epidemiolog UI, Pandu Riono mengatakan dalam survei serologi tersebut, jumlah estimasi warga yang terinfeksi yaitu 4,7 juta dari total penduduk Jakarta sebanyak 10 juta orang atau hampir separuhnya.
Survei serologi dilaksanakan berbasis populasi dengan metode sampling, pada kurun waktu 15-31 Maret 2021. Survei dilakukan di 100 kelurahan di enam wilayah Ibu Kota.
Advertisement
"Jadi sistem kita yang terdeteksi hanya sekitar 8,1 persen. Jadi yang tidak terdeteksi kira-kira lebih, bulatkan, 90 persen," kata Pandu dalam diskusi virtual, Sabtu (10/7/2021).
Pandu menyatakan hampir separuh penduduk Ibu Kota yang terpapar Covid-19 itu tersebar di wilayah yang merata di enam kota/kabupaten DKI Jakarta.
Wilayah tertinggi terpapar Covid-19 yakni Jakarta Pusat sebesar 53,7 persen dan terendah di Kepulauan Seribu seribu 39,3 persen. Menurut Pandu, wilayah Jakarta Pusat merupakan daerah dengan banyak perkantoran.
"Ternyata dari hasil studi hampir separuh penduduk Jakarta pernah terinfeksi, itu angkanya 44,5 persen. Artinya bahwa ini cukup besar karena Jakarta memang epicenter dari pandemi dan menjadi kontributor terbesar," papar dia.
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Deteksi Kasus Covid-19 di Jakarta Dinilai Rendah
Dari kondisi tersebut dia pun menyimpulkan hal itu diakibatkan dari kurangnya tingkat deteksi kasus positif di Ibu Kota. Meskipun DKI telah melakukan tes melebihi standar minimum yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO).
"Kesimpulannya bahwa deteksi kasus Covid-19 di Jakarta itu masih rendah. Kalau kita melihat penduduk Jakarta 10,6 juta prevalensi yang kita temukan pada Maret," jelas Pandu.
Advertisement