Atasi Perubahan Iklim, Jokowi Ingin Negara Maju Beri Dukungan Dana ke Negara Berkembang

Jokowi menyampaikan Indonesia telah menunjukkan langkah konkret dalam hal pengendalian iklim dalam beberapa tahun terakhir.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 02 Nov 2021, 14:42 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2021, 14:42 WIB
Presiden Jokowi saat berbicara dalam KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim atau COP26 di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11/2021).
Presiden Jokowi saat berbicara dalam KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim atau COP26 di Scottish Event Campus, Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11/2021). (Foto Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai pentingnya sinkronisasi kebijakan antara negara maju dan berkembang mengenai perubahan iklim. Menurut dia, negara-negara maju harus lebih menunjukkan langkah konkret dalam pengendalian iklim, khususnya dukungan pendanaan untuk negara berkembang.

Hal ini disampaikan Jokowi saat mengadakan pertemuan CEOs Forum dengan beberapa investor besar asal Inggris di sela-sela konferensi, pada Senin pagi, 1 November 2021, di Glasgow.

"Kita semua, termasuk negara-negara maju, harus menunjukkan langkah lebih konkret dalam hal pengendalian iklim, terutama dalam hal dukungan pendanaan untuk negara-negara berkembang dalam melakukan transisi energi dari fossil fuel ke renewable energy," kata Jokowi.

Dia mengharapkan, pendanaan adaptasi sebesar USD100 miliar dari negara maju harus segera dipenuhi. Hal ini untuk mempercepat upaya penanganan perubahan iklim.

Jokowi menyampaikan Indonesia telah menunjukkan langkah konkret dalam hal pengendalian iklim dalam beberapa tahun terakhir. Mulai dari, menekan laju deforestasi hingga ke tirik terendah selama 20 tahun terakhir.

Selain itu, kata dia, tingkat kebakaran hutan di Indonesia berkurang 82 persen. Indonesia juga akan melakukan restorasi sebesar 64 ribu hektare lahan mangrove.

"Ini sangat penting karena mangrove menyimpan karbon 3-4x lebih besar dibandingkan lahan gambut," ujar Jokowi.

Target pengurangan emisi

Untuk itu, Jokowi meyakini Indonesia akan dapat memenuhi komitmen pada tahun 2030 di dalam Paris Agreement, yaitu pengurangan emisi sebesar 29 persen secara unconditional.

"Indonesia telah mengadopsi Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050, serta road map yang detail untuk mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih awal," jelas Jokowi.

Dalam pertemuan itu, dia menyampaikan bahwa isu yang dihadapi dunia adalah bagaimana dunia bisa segera mengatasi pandemi Covid-19. Sehingga, pemulihan ekonomi dunia bisa berjalan lebih cepat.

Dia menyampaikan saat ini kondisi Covid-19 di Indonesia sudah sangat membaik. Jokowi menuturkan jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia sudah turun menjadi sekitar 400-700 kasus dalam beberapa minggu terakhir.

Indonesia juga sudah menyuntikkan lebih 187 juta dosis vaksin. Dan sampai dengan akhir tahun lebih dari 50 persen penduduk Indonesia sudah akan menerima dosis 2," tutur Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya