Kebijakan Jokowi Hilirisasi Nikel Dinilai Dapat Ciptakan Daya Tambah Ekonomi

Jokowi menyatakan, hilirisasi nikel yang dilakukan Indonesia sejak 2015 telah memberikan dampak positif untuk masyarakat dan negara. Mulai dari terciptanya lapangan pekerjaan hingga dampak positif pada neraca perdagangan Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Okt 2022, 22:56 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2022, 09:00 WIB
Mengunjungi Sulawesi Tenggara, Jokowi meresmikan perusahaan pemurnian bijih nikel di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.(Liputan6.com/istimewa)
Mengunjungi Sulawesi Tenggara, Jokowi meresmikan perusahaan pemurnian bijih nikel di Morowali Utara, Sulawesi Tengah.(Liputan6.com/istimewa)

 

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan hilirisasi nikel dinilai mampu menciptakan daya tambah ekonomi. Langkah Jokowi tersebut memberikan dampak positif bagi perekonomian negara.

Pengamat Ekonomi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Anang Kristyanto mendukung penuh kebijakan hilirisasi nikel yang digagas Jokowi. Dengan kebijakan tersebut, Indonesia nantinya diharapkan tidak hanya menjadi penonton dalam industri nikel, sehingga dapat mendongkrak ekonomi nasional.

“Program-program Pak Jokowi soal hilirasi nikel harus kita dukung bersama, karena kita tidak ingin menjadi penonton. Kita harus menjadi pemain. Sehingga dapat menciptakan daya tambah ekonomi,” ujar Anang dalam keterangan tertulis, Senin (24/10/2022).

Anang mengatakan bahwa peran pemuda sangat dibutuhkan untuk menyuksesan kebijakan hilirisasi nikel. Menurutnya, dibutuhkan generasi-generasi muda yang memiliki sumber daya manusia (SDM) mumpuni untuk merealisasikan Indonesia menjadi pemain utama dalam industri manufaktur.

“Anak-anak muda untuk semakin tertantang dan tangguh dalam menjadi pemain di Indonesia terutama di sektor manufaktur makro,” katanya berharap.

Terakhir Anang menilai setiap kebijakan yang diambil oleh Jokowi terkait hilirisasi nikel sudah sangat tepat. Ia melihat, kebijakan tersebut direalisasikan melalui hasil analisa dan pemikiran yang sangat matang.

“Kebijakan Pak Jokowi saya kira semuanya tepat karena itu juga dipertimbangkan pada hasil analisis dan masukan dari seluruh stakeholder,” ujar Anang memungkasi.

Jokowi Pastikan RI Tetap Suplai Nikel, tapi Bukan Bahan Mentah

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, antara lain Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menperin Agus meresmikan pabrik smelter bijih nikel PT Gunbuster Nickel Industry (GNI).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan Indonesia akan mensuplai nikel, bauksit, timah hingga tembaga untuk kebutuhan dunia. Namun, kata dia, bahan-bahan tersebut akan dikirim dalam bentuk jadi atau setengah jadi.

"Kami kaya akan nikel, bauksit, timah, dan tembaga. Kami memastikan akan mensuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia," kata Jokowi saat menyampaikan pidato dalam Peresmian Pembukaan B20 Inception Meeting secara virtual, Kamis (27/1/2022).

"Namun bukan dalam bentuk bahan mentah, tetapi dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah tinggi," sambungnya.

Menurut dia, hilirisasi nikel yang dilakukan Indonesia sejak 2015 telah memberikan dampak positif untuk masyarakat dan negara. Mulai dari terciptanya lapangan pekerjaan dan berdampak positif pada ekspor maupun neraca perdagangan Indonesia.

Jokowi menyampaikan nilai ekspor Indonesia mencapai USD 230 miliar, dimana peningkatan terbesar berasal dari besi baja. Nilai ekspor besi baja Indonesia mencapai USD 20,9 miliar pada 2021, meningkat dari sebelumnya yang hanya USD 1,1 miliar di 2014.

"Tahun 2022 ini saya kira bisa mencapai USD 28 hingga USD 30 miliar," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya