BPBD: Korban Meninggal Akibat Erupsi Semeru Bertambah 1, Total Jadi 15 Orang

BPBD Jatim menyebut peristiwa yang terjadi di Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021 merupakan guguran awan panas, bukan erupsi.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Des 2021, 13:45 WIB
Diterbitkan 06 Des 2021, 12:07 WIB
FOTO: Yang Tersisa dari Amukan Erupsi Gunung Semeru
Seorang pria memeriksa truk yang tertimbun abu vulkanik pascaerupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, 5 Desember 2021. Tiga jenazah ditemukan di dalam truk pasir yang terjebak erupsi Gunung Semeru. (AP Photo/Trisnadi)

Liputan6.com, Jakarta Jumlah korban meningggal dunia akibat guguran awan panas Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, bertambah satu, sehingga total keseluruhan menjadi 15 orang.

"Ada tambahan satu korban meninggal dunia, jadi total 15. Cuma tambahan satu belum dirilis," kata Manager Pusat Pengendalian Ops Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Provinsi Jawa Timur Dino Andalananto saat dihubungi merdeka.com, Senin (6/12/2021)

Dino menjelaskan, peristiwa yang terjadi di Gunung Semeru pada Sabtu (4/12) merupakan guguran awan panas, bukan erupsi. Erupsi merupakan aktivitas gunung vulkanik aktif yang mengeluarkan gas dan lava dari lubang vulkanik.

Sementara guguran awan panas merupakan peristiwa ketika suspensi dari material gunung berupa batu, kerikil, abu, pasir dalam suatu massa gas vulkanik panas keluar dari gunung berapi.

"Masih banyak yang belum memahami ini, padahal kita sudah kasih pengertian di awal. Makanya di keadaan darurat itu kan awan panas guguran," jelasnya.

 

Jumlah Total Pengunsi

Gunung Semeru meletus. (Foto: Liputan6.com/Tangkapan Layar  Video/Istimewa)
Gunung Semeru meletus. (Foto: Liputan6.com/Tangkapan Layar Video/Istimewa)

Diberitakan sebelumnya, guguran awan panas Gunung Semeru mengakibatkan 10 kecamatan terdampak dan 8 kecamatan terdampak debu vulkanik. Total jiwa dari 4 kecamatan terdampak, yaitu 5.205 jiwa. Namun, hanya 1.300 jiwa memilih untuk mengungsi di tempat pengungsian yang telah disediakan.

BPBD Kabupaten Lumajang melaporkan terdapat 902 warga mengungsi yang tersebar di beberapa titik kecamatan, antara lain :

 

305 orang mengungsi di beberapa fasilitasi pendidikan dan balai desa di Kecamatan Pronojiwo dengan rincian :

- SDN Supiturang 04 ± 80 orang

- Masjid Baitul Jadid Dsn. Supiturang ± 50 orang

- SDN Oro-Oro Ombo 3, ± 20 orang

- SDN Oro-Oro Ombo 2, ± 35 orang

- Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng Desa Oro-oro Ombo ± 20 orang

- Balai Desa Oro-Oro Ombo ± 40 orang

- Balai Desa Sumberurip ± 25 orang

- SDN Sumberurip 2, ± 25 orang

- Sebagian masyarakat mengamankan diri di rumah keluarganya di sekitar ketinggian Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus, Desa Oro-Oro Ombo.

 

409 orang di lima titik balai desa di Kecamatan Candipuro dengan rincian :

 

- Balai desa Sumberwuluh

- Balai desa Penanggal

- Balai desa Sumbermujur

- Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh

- Dusun Kajarkuning, Desa Sumberwuluh

 

188 orang mengungsi di empat titik yang terdiri dari rumah ibadah dan balai desa di Kecamatan Pasirian dengan rincian :

 

- Balai Desa Condro

- Balai Desa Pasirian

- Masjid Baiturahman Pasirian

- Masjid Nurul Huda Alon² Pasirian.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya