Jokowi Desak Kasus Penyelundupan Orang di Perbatasan Indonesia-Malaysia Tak Berulang

Jokowi mendesak agar masalah tersebut diselesaikan secara serius bersama otoritas Malaysia. Kedua pemimpin negara itu bertemu di Istana Merdeka Jakarta dan berbicara tentang sejumlah hal.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 01 Apr 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2022, 14:52 WIB
Presiden Jokowi menerima kunjungan PM Malaysia Ismail Sabri Yakoob di Istana Bogor
Presiden Jokowi menerima kunjungan PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob di Istana Bogor. (Foto: Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Kasus penyelundupan orang yang kerap terjadi di perbatasan Indonesia-Malaysia, menjadi pembahasan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ketika menerima kedatangan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Sri Ismail Sabri Yaakob ke tanah air, Jumat (1/4/2022).

Jokowi mendesak agar masalah tersebut diselesaikan secara serius bersama otoritas Malaysia. Kedua pemimpin negara itu bertemu di Istana Merdeka Jakarta dan berbicara tentang sejumlah hal.

"Kita juga masih melihat maraknya kasus penyelendupan orang, oleh karena itu, kita sepakat untuk mulai membahas kerjasama penanganan penyelendupan orang termasuk di penegakkan hukumnya," kata Jokowi kepada awak media, seperti dilihat di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (1/4/2022).

Jokowi ingin, nantinya kerjasama kedua negara terkait hal tersebut benar-benar diimplementasi dan tidak sebatas perjanjian hitam di atas putih. Jokowi berharap, para pemangku kepentingan di kedua negara bisa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya agar kasus penyelundupan orang tidak terjadi lagi.

"Saya tidak ingin MoU ini hanya berhenti di atas kertas saja, semua pihak harus menjalankan MoU ini dengan baik," minta Jokowi.

MoU Ketenagakerjaan

Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Sambutan Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Dok Biro Pers Sekretariat Presiden RI)

Seperti diketahui, Indonesia dan Malaysia baru saja bersepakat dengen menandatangani Memorandum of Understanding atau MoU terkait bidang ketenagakerjaan, khususnya pekerja migran di kedua negara.

Melalui kerjasama itu, diharapkan masing-masing pekerja migran bisa lebih memiliki payung perlindungan yang dijamin lebih kuat lagi oleh kedua negara.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya