Banjir Terjang Jabodetabek, BMKG Beri Penjelasan Soal Hujan di Musim Kemarau

BMKG berikan penjelasan mengenai hujan yang terjadi di Jabodetabek pada musim kemarau di Indonesia ini

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jul 2022, 15:37 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2022, 15:37 WIB
Banjir Kebon Pala
Warga melintasi banjir di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, Sabtu (16/7/2022)(merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia pada bulan Juli 2022 ini masih masuk musim kemarau, namun wilayah Jabodetabek diguyur hujan sejak Jumat 15 Juli 2022 hingga saat ini. Akibatnya banjir melanda di banyak titik. BMKG pun memberikan penjelasan.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, terjadinya hujan di Jabodetabek tersebut karena adanya fenomena La Nina. Sehingga BMKG memprediksi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia hingga satu pekan ke depan.

"Fenomena La Nina pada bulan Juli ini diidentifikasi masih cukup aktif dengan kategori lemah," ujar Guswanto, Sabtu (16/7/2022).

Karena itu, Guswanto mengingatkan wilayah Jabodetabek masih perlu mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di pada siang-sore hari terutama di wilayah barat, timur, dan selatan.

Guswanto juga mengungkapkan, selain La Nina, fenomena Dipole Mode di wilayah Samudra Hindia saat ini juga menunjukkan indeks yang cukup berpengaruh dalam memicu peningkatan curah hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat.

Sementara itu, dalam skala regional, terdapat beberapa fenomena gelombang atmosfer yang aktif meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan awan hujan, yaitu MJO (Madden Jullian Oscillation), gelombang Kelvin, dan gelombang Rossby yang terjadi pada periode yang sama.

Dia menjelaskan, adanya pola belokan angin dan daerah pertemuan serta perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekitar Sumatera bagian selatan dan di Jawa bagian barat, mampu meningkatkan potensi pembentukan awan hujan di wilayah tersebut didukung dengan anomali suhu muka laut positif yang dapat meningkatkan potensi uap air di atmosfer.

"Meskipun saat ini sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau, namun, karena adanya fenomena-fenomena atmosfer tersebut memicu terjadinya dinamika cuaca yang berdampak masih turunnya hujan di sebagian besar wilayah Indonesia," ujar Guswanto memaparkan.

 

Hujan Masih Terjadi Hingga Sepekan ke Depan

Berikut prediksi potensi Hujan untuk periode sepekan ke depan 16 - 23 Juli 2022;

Guswanto mengingatkan wilayah Jabodetabek masih perlu mewaspadai potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di pada siang-sore hari terutama di wilayah barat, timur, dan selatan.

Sedang-lebat masih dapat terjadi di beberapa wilayah sebagai berikut :

1. Jawa Barat

2. Jawa Tengah

3. Kalimantan Tengah

4. Sulawesi Utara

5. Sulawesi Tengah

6. Maluku Utara

7. Maluku

8. Papua Barat

9. Papua

 

Ringan - Sedang masih dapat terjadi di beberapa wilayah sebagai berikut :

1. Aceh

2. Jambi

3. Sumatera Selatan

4. Kep. Bangka Belitung

5. Lampung

6. Banten

7. DKI Jakarta

8. DI Yogyakarta

9. Jawa Timur

10. Kalimantan Barat

11. Kalimantan Utara

12. Kalimantan Timur

13. Kalimantan Selatan

14. Gorontalo

15. Sulawesi Barat

16. Sulawesi Tenggara

17. Sulawesi Selatan

 

 

Satu Pintu Air di Jakarta Bersatus Bahaya, Empat Lainnya Waspada

Hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Jumat 15 Juli 2022 menyebabkan banjir yang menerjang sejumlah titik. Saat ini sebanyak empat pintu air di Jakarta berstatus waspada, sementara satu pintu air lainnya berstatus bahaya.

Merujuk data dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Pintu Air Angke Hulu pada Sabtu (16/7/2022) pukul 11.00 Wib berstatus bahaya dengan ketinggian air di pintu air tersebut 325 cm.

"Tinggi muka air di pintu air Angke Hulu pukul 11.00 WIB 325 cm," demikian informasi yang dipublikasi akun Twitter @DinasSDAJakarta.

 

Adapun empat pintu air Jakarta berstatus waspada adalah:

1.Pintu Air Pesanggrahan tinggi muka air 175 cm

2. Pintu Air Manggarai tinggi muka air 785 cm

3. Pintu Air Karet tinggi muka air 490 cm

4. Pintu Air Sunter Hulu tinggi muka air 145 cm

 

Sementara satu pintu air di Jakarta berstatus bahaya

1. Pintu Air Angke Hulu berstatus bahaya dengan ketinggian air 325 cm.

 

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

Infografis Musim Hujan Datang, La Nina Mengintai. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Musim Hujan Datang, La Nina Mengintai. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya